Sambutan Perwakilan Wisudawan Cumlaude

By Zulfa Rahmatina - 10:54 AM


Acara Upacara Pelepasan Calon Wisudawan/Wisudawati Sarjana S1 Fakultas Psikologi UMS periode III tahun akademik 2018/2019 pada tanggal 14 Maret 2019 lalu, saya diminta untuk mengisi sambutan perwakilan wisudawan cumlaude. Dihubungi kepala TU dengan dadakan, saya mencoba melobi agar orang lain saja yang diberikan tanggungjawab tersebut, hehe. Tapi akhirnya, saya tiba di ruang dekanat untuk berkonsultasi isi sambutan yang akan saya sampaikan dengan wakil dekan I. Beliau memeriksa dan menambah beberapa bagian, dan berikut, sambutan yang saya buat—tak banyak kata yang disampaikan, dan saya buat formal agar saya tidak menangis haha!

----------

Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmushshalihaat. Maha besar Allah yang telah meluaskan nikmat iman dan Islam, yang mengaruniakan limpah sehat dan sempat, dan yang memberikan keutamaan pada orang yang berilmu, seperti keutamaan purnama atas seluruh bintang-bintang. Shalawat dan salam terhatur kepada Rasulullah Muhammad , lelaki yang padanya terhimpun seluruh cerminan akhlaq Qur’an.

YTH. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Yang kami hormati, para dosen, tenaga kependidikan, para orang tua dan keluarga wisudawan/wisudawati, serta rekan-rekan wisudawan/wisudawati yang saya banggakan

Perkenankanlah saya dengan segala kerendahan hati mewakili rekan-rekan wisudawan/wati sekalian untuk menyampaikan beberapa patah kata yang barangkali akan mewakili betapa riuhnya hati kami saat ini

Hadirin yang berbahagia,
Tentu masih lekat dalam ingatan bagaimana pada awal mulanya kita memilih Psikologi UMS untuk menjadi bagian dari kehidupan kita, bagaimana kemudian kita menjadi satu dalam pusaran keluarga Psikologi UMS, bagaimana kita mengikuti orientasi, menjejak pelataran fakultas dengan memikul segenap mimpi hingga menyelami ilmu-ilmu yang penuh arti.

Ada sebuah kutipan dari buku yang pernah saya baca bahwa adalah tugas pendidikan  untuk membentuk manusia yang beradab. Yakni, seseorang yang memahami betul potensi-potensi fisik, intelektual, dan spiritualnya. Maka semoga pendidikan yang telah dijalankan oleh Psikologi UMS, tak menjadikan sosok ‘manusia beradab’ itu kabur lagi utopis. Meski yang kita ketahui sekarang, pendidikan kita alih-alih membentuk insan adabi, justru kini menjadi mesin pembentuk manusia yang haus akan materi dan apresiasi.

Hadirin yang berbahagia,
Perlunya memahami konsep dan adab ilmu dalam Islam, menurut Dr. Adian Husaini, membuat seorang muslim wajib mencari ilmu yang fardhu ain dan fardhu kifayah secara proporsional. Ilmu fardhu ain yang wajib dikejar untuk diraih, salah satu contohnya adalah ilmu Psikologi Islam. Firman “Qad aflaha man zakkaahaa, wa qad khaaba man dassaaha,”, secara tersirat menganjurkan muslim agar memahami ilmu jiwa. Mengerti bagaimana cara mensucikannya, dan mengetahui apa-apa yang mengotori jiwanya. Ilmu ini wajib dicari setiap muslim, agar setiap muslim memahami bagaimana cara membersihkan jiwanya agar menjadi jiwa yang tenang.


Maka yang ingin saya sampaikan, amat merugi sarjana psikologi modern yang tidak paham tentang ‘jiwa’ (nafs), sehingga terkena penyakit jiwa seperti ‘gila dunia’, ‘gila kuasa’, ‘gila harta’, ‘iri hati’, ‘takabbur’, ‘riya’, dan sebagainya. Sehingga jika pemerintah menawarkan konsep Revolusi Mental, Islam mempunyai konsep yang sangat jitu dan jelas dalam membangun jiwa manusia. Yakni melalui kurikulum utama yang berporos pada proses tazkiyyatun nafs. Sebab hati adalah seluruh pangkal kebaikan maupun kerusakan.

Tak terukur syukur, bagaimana kemudian kita menyadari bahwa Allah telah menggerakkan hati dan melapangkan kesempatan kita untuk mempelajari ilmu-ilmu jiwa, di almamater kita Fakultas Psikologi UMS tercinta.

Satu penginsyafan kami bahwa beradanya kami di sini, tak lepas dari tempaan dan dukungan berbagai pihak. Salam terbaik dari kami untuk siapapun yang sejauh ini, garis hidupnya telah bersinggungan dengan garis hidup kami. Terima kasih kepada dosen-dosen kami, guru-guru kami, atas keikhlasannya dalam berbagi samudera ilmu kepada kami, terima kasih telah membersamai kami sejauh ini.

Terima kasih kepada orang tua kami, Ayah Bunda kami, atas seluruh jerih, atas segenap kasih, semoga pencapaian kami pada hari ini mampu memercik bahagia di sanubari, atau sebagai jariyah yang murni muaranya, dan mengalir manfaatnya tiada henti. 

Terakhir, sebagai pengingat bersama, terlebih pengingat diri, ada banyak hal yang tak pernah kita minta, tapi Allah tiada pernah alpa memberikannya pada kita. Seperti air yang sejuk, hangat mentari, kicau burung yang mendamai hati. Maka atas doa-doa yang kita panjatkan, bersiaplah diijabah lebih dari apa yang kita mohonkan.

Dengan ilmu pengetahuan kita bisa melaju jauh, tapi hanya dengan iman kita akan sampai ke tujuan. Selamat melanjutkan perjuangan, semoga kita dipertemukan atau bahkan mungkin bersama dalam satu perjalanan selanjutnya.

Sengaja pilih foto yang rusuh! haha


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar