Quranic Family #3: Membangun Cinta Quran Sejak Dini dengan Memahami Potensi Anak
Banyak sekali orang menganggap syubhat yang beredar terkait fitrah sebagai sesuatu bawaan, padahal jika kita mengingat setiap anak lahir di atas fitrah dan fitrah itu memiliki keterkaitan dengan tauhid. Seluruh hadits tentang fitrah tidak ada yang menyatakan fitrah berkaitan dengan belajar, tapi fitrah harus dinisbatkan kepada Allah, di mana segalanya terpuji. Maka bakat tidak bisa dilekatkan dengan fitrah, karena begitu kita menganggap mempelajari agama merupakan suatu bakat dan potensi seseorang, maka di situlah letak masalah sesungguhnya. Padahal tidak sampai kita mengenal suatu kebaikan, selain kita mengetahui ukuran dan kebaikan itu sendiri. seperti itu pula ketika kta mendidik anak. Harus ada acuan yang jelas, sehingga kita dapat mempertanggungjawabkan diri kita di hadapan Allah swt.
Hadits Rasulullah
yang sangat masyhur terkait fitrah yaitu, dari Abi Hurairah, Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam
kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau
Majusi.” (HR. Bukhari Muslim)
Poin yang ditunjukkan
oleh Rasulullah dalam hadits tersebut adalah arah berbeloknya. Maka tugas kita
yang terpenting dan fundamental adalah menjaga fitrah tersebut. Karena jika
sudah terjaga maka akan memudahkan hati anak tergerak kepada kebaikan Islam dan
memudahkan untuk mendekatkan diri kepada Qur’an. Maka jangan sampai kita
berlelah-lelah dan menghabiskan energi untuk menggugah dan menggali sesuatu,
padahal itu hanya efeknya saja.
Contoh sederhana,
pernikahan itu bukan untuk mencari bahagia. Tapi jika di dalam pernikahan tidak
bahagia, maka pasti ada sesuatu yang salah. Bukan sebab bahagia barakah
tercipta, tetapi di dalam kata barakah terkandung kata sa’adah. Maka bahagia
bukan tujuan, tetapi efek dari keberkahan yang kita peroleh. Sama halnya jika
anak mencintai ilmu, maka dia akan rajin sekolah. Bukan memaksa untuk rajin
sekolah tanpa memperhatikan hal paling penting, yaitu mencintai ilmu.
Maka jika disebutkan bagimana banyaknya pembahasan tentang fitrah,
maka fitrah itu sendiri konsepnya merupakan kemukjizatan Quran. Secara bahasa
fitrah merupakan penciptaan, tetapi tidak semua bawaan merupakan fitrah. Fitrah juga dikenal
dengan pengertian ikhlas. Sebagaimana Umar yang bertanya apa yang bisa
menguatkan dan mengokohkan ummat ini. Jawabannya adalah ikhlas, di mana
maknanya mengerjakan amal maupun ibadah semata-mata karena Allah. Ikhlas tidak
ada hubungannya dengan berat dan ringan. Maka termasuk tercela seseorang dan
akan merusak suatu fitrah apabila ketika melakukan kebaikan dan ketaatan dengan
mengiming-imingi kenikmatan dunia sebagai penukar kenikmatan akhirat. Maka yang
lebih pokok adalah memberikan kegembiraan dan kesenangan dengan anak-anak
misalnya membersamai keceriaan mereka ketika tengah bersama-sama mengerjakan
amal akhirat.
Menjaga hak Allah itu luas sekali, termasuk di
antaranya menanamkan kepada anak komitmen sehingga dapat memahami apa saja hak
Allah yang harus dijaga. Alih-alih kita mengiming-imingi dunia dan menukarnya dengan
amal akhirat, artinya merusak niat mereka sejak dini, lebih baik kita mengajari
anak tentang berkorban dan menghidupkan pembicaraan di rumah tangga mengenai
sifat-sifat mulia orang-orang yang rela berkorban untuk agama. Hal ini adalah pelajaran bahwa yang jauh
lebih penting bukanlah apa potensinya, tapi kemauan yang sangat kuat terhadap
segala hal yang bermanfaat, apalagi jika hal tersebut di dalam urusan agama.
Banyak yang mengira minat dan bakat adalah sesuatu
yang sama. Padahal minat dan bakat itu sesuatu yang berbeda, dan minat akan
dapat mengalahkan bakat. Maka yang harus menjadi pokok dan perhatian kita
adalah menanamkan minat/interest ini. Artinya bahwa ketika seseorang
memiliki minat yang sangat kuat walaupun tidak didukung oleh bakat, akan lebih
diarahkan anak tersebut kepada tujuan yang diinginkannya.
Kita akan dapat memperoleh kebaikan yang sangat besar
jika kita dapat menata diri dan sikap kita dengan melihat bagaimana orang-orang
terdahulu sebagaimana melihat orang lainnya.
________
From Mohammad Fauzil Adhim to Everyone: 11:19 AM
Pembahasan lebih lanjut mengenai fithrah dengan mengacu kepada Al-Qur’an surat Ar-Ruum ayat 30, antara lain dapat dilihat melalui video di: https://www.youtube.com/watch?v=oHTwEhLxO-4&t=263s
dilanjutkan di: https://www.youtube.com/watch?v=qi_ExS8EJ8U dan https://www.youtube.com/watch?v=4gNNJh0gvCA&t=90s, dan in sya Allah setiap bulan akan melanjutkan pembahasan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan parenting dalam Al-Qur’an, live streaming melalui kanal Youtube Sahabat Al-Aqsha.
Video juga akan saya unggah, in sya Allah, secara utuh
melalui facebook saya di
https://web.facebook.com/watch/183316298384173/129064632074227/
Dan melalui instagram @mohammadfauziladhim, kecuali
jika melebihi satu jam akan saya potong hingga kurang dari 60 menit, serta
melalui Telegram Channel saya di https://t.me/fauziladhim
0 komentar