Setelah Ini Kita Pulang

By Zulfa Rahmatina - 9:24 AM


Setiap Desember, aku selalu berpikir bahwa waktu berlalu begitu cepat. Tapi sungguh, ini adalah tahun yang singkat. Setidaknya begitu yang sudah kurasakan, bukan lagi menjadi sebuah bayangan. Ada banyak ambisi yang tercapai di tahun ini, ada lebih banyak emosi yang dirasakan, ada orang-orang baru yang datang, tak sedikit mereka yang menghilang; jika bukan karena kesalahanku, tentu karena kesalahan dirinya sendiri yang rupanya masih berkomitmen dengan orang lain dan lupa akan apa yang mulutnya katakan, lupa akan apa yang otaknya pikirkan. Orang-orang seperti ini, bukankah sungguh menyebalkan? Tapi kita jadi semakin paham, tidak ada penyesalan untuk orang yang bermain-main dalam berjuang.


Ini adalah tahun yang singkat. Tahun yang membuka banyak kesempatan. Kesempatan untuk mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan. Kesempatan merayakan beberapa pencapaian dengan seremonial sederhana. Kesempatan mengantarkan beberapa orang pada pemahaman-pemahaman baru. Kesempatan untuk datang dan pergi. Ada dan tiada. Ditinggalkan, juga meninggalkan pada akhirnya. Ini adalah tahun yang singkat. Tahun yang membuka banyak ruang. Ruang untuk menyusun ulang upaya yang belum sempurna tertunai, ruang untuk mengistirahatkan diri dari ambisi-ambisi tinggi, ruang untuk memperluas tempat sujud, ruang pemaknaan, ruang untuk kesabaran dengan durasi yang lebih panjang.

Ini adalah tahun yang singkat. Tahun yang menampakkan bahwa dunia juga dipenuhi orang-orang yang hatinya sempit, pikirannya picik, kata-katanya kotor, dan perilakunya kasar. Tapi nyatanya ini juga tahun yang mempertemukan pemahaman bahwa masih penuh pula orang-orang yang mampu membuat hati menghangat, membangkitkan semangat, dan memperkokoh tekad. Orang-orang yang memiliki empati tinggi, ramah, baik hati. Ini juga tahun yang singkat ketika daftar buku-buku bacaan tidak juga naik-beranjak, ketika beberapa mimpi ditangguhkan mangkrak, ketika janji-janji pertemuan justru membentang lebih panjang jarak. Ketika rasanya lebih banyak yang berlalu tanpa benar-benar tahu makna yang dituju.


Kukira, kita merasakan itu semua. Perasaan meluap-luap, dada yang berdebar-debar, helaan napas dalam-dalam. Kita merasakannya untuk banyak alasan. Alasan yang berbeda. Kita cemas menunggu pesan seseorang, kita berdebar-debar saat menanti sebuah pertemuan di salah satu meja yang telah dipesan, kita menghela napas panjang untuk mengatur kata-kata apa yang sebaiknya diutarakan. Waktu begitu singkat dan emosi yang kita rasakan begitu padat. Jalani, nikmati, pahami. Hanya itu yang kita miliki sementara bahkan seluruh perasaan yang datang nyatanya hanya berupa titipan. Tidak ada yang benar-benar berada dalam kuasa kita. Tidak ada sesuatu yang bisa kita genggam, kecuali kuasa untuk mengelola hati kita.


Kita tidak memiliki kuasa untuk memiliki apa yang kita mau, namun kita memiliki kuasa untuk tidak mengingini apa yang belum kita miliki, serta dengan berlapang hati mensyukuri dan memaksimalkan apa yang telah kita terima. Bagaimana pun semua terasa begitu kejap, atau bahkan mungkin berjalan demikian lambat, pada akhirnya kita akan pulang, setelah perjalanan panjang. 

Source: Galeri HP Nabil 



  • Share:

You Might Also Like

0 komentar