Kuliah di Psikologi UMS

By Zulfa Rahmatina - 12:04 PM

doc. pabelan-online.com

Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmushshalihaat, 3,5 tahun aku berada di pusaran keluarga Psikologi UMS, dan rupanya, belum banyak yang aku bagikan di sini. Sebelumnya, seperti Jakarta, Solo bukanlah kota yang termasuk dalam angan-angan sebagai kota yang ingin kutinggali dalam atmosfer keilmuan. Tetapi, Solo adalah perbincangan bersama Ummi di meja makan suatu malam Ramadhan setelah tarawih. Maka di sini lah aku, di Solo, tempat perasaan-perasaan baru tumbuh, dan tempat sebagian peristiwa berikut episode-episode hidup mengalir.


Pertama-tama, terima kasih untuk seluruh pihak yang membersamai sejak dari perjalanan ini dimulai hingga terakhir, saat skripsi, saat mau sidang, saat revisian, saat menunggu SKL keluar, hingga saat pemberkasan wisuda. Alhamdulillaah, alhamdulillaah, alhamdulillaah. 3,5 tahun tentu waktu yang sebentar, untuk kalimat mitos yang mengatakan mahasiswa Psikologi susah lulusnya! Ah, buktinya aku kurang dari 4 tahun, hehe. Maka patutlah kuucapkan jazakumullah ahsanal jazaa untuk pihak-pihak yang membantu melewati semua drama ini. Meski kelihatannya lintang pukang sendiri, sampai dada sakit karena bengek nggak kelar-kelar (waktu drama revisi dan pemberkasan), psikosomatis yang sedikit menghambat kelincahan (tapi alhamdulillaah sakitnya engga sebelum dan pas sidang kan yak, Allah Maha Baik!). Hanya, ada pihak-pihak yang mohon maaf sekali karena kegupuhanku beberapa waktu belakangan, notifnya bunyi terus, dm-nya penuh terus, jadi minoritas—ya, aku sidang prematur kata teman-teman—membuat arus informasi sedikit tersumbat, karena informasi mengalir lebih deras di angkatan atas, hehe.


Terima kasih pihak-pihak yang sudah turut mendoakan, rutin tanya kabar, menyemangati, membantu biar tertata, bersedia mendengar sambatan dan tak bosan-bosan lihat emoticon mewek, sampai yang bersedia menemani pontang-panting fotocopyan-dekanat, atau memantau dari jauh dan memastikan langkah demi langkah Zulfa terlewati dengan baik. Ya Allaah, bersyukurnya punya kalian. Indahnya berjejaring :’)

__________

Jadi, jurusan Psikologi, adalah jurusan yang menurutku sangat sesumbar. Bagaimana tidak, selain Psikologi, siapa lagi yang berani mengklaim bahwa dia akan terus bermanfaat selama ada manusia? Mahasiswanya pun demikian. Sering menyebut diri sendiri mantu idaman karena sudah mempelajari perkembangan manusia bahan sejak periode prenatal. Tentu selain bisa diandalkan dengan ilmu parenting-nya saat memiliki anak-anak kelak, harapannya sih bisa jadi masyarakat yang baik dan menantu kebanggaan mertua (apa sih ini haha, semoga mertua kami shalih—aamiinkan, ya! wkwk). Jurusan ini juga dipandang sangat asik karena digadang-gadang bisa baca pikiran orang! Keren nggak tuh (padahal ya nggak gitu juga). Yaa, kami nggak sekadar bisa baca pikiran kalian—yang mengira kami pasti bisa baca pikiran—lebih dari itu, kami ‘membaca’ perilaku.



Terlepas dari seringnya dibilang titisan dukun, rata-rata kuliah di Psikologi ini menurut mahasiswanya dirasa sangat seru. Beberapa alasannya adalah yang pertama, kamu bisa konseling gratis (tentu saja rata-rata dosen di jurusan ini adalah seorang psikolog, dan otomatis sesi curhat terbuka lebar tanpa dipungut biaya konseling—kalau biaya sks tetep hehe). Kedua, kamu bakal dapat banyak quote menarik saat dosen mengajar (ini sih, berdasar dari pengalamanku yang suka catet kalau dosen nerangin. kadang suka bagus gitu kalimatnya, haha). Ketiga, kamu bakal jadi tempat curhat. Ini keuntungan besar bagi mahasiswa Psikologi. Sebab di luar dari menjadikan diri pribadi yang bermanfaat, kesempatan ini bisa digunakan untuk melatih skill yang diperoleh di bangku kuliah, bisa melatih kemampuan mendengar, berempati, sekaligus bisa menambah rasa syukurmu karena Allaah mengirim orang-orang dalam garis hidupmu untuk kamu jadikan pembelajaran dan media muhasabah diri. Keempat, tentu saja selain kamu bisa mengenal diri sendiri dan orang di sekitarmu dengan lebih baik, kamu bisa menciptakan tokoh yang keren berdasarkan keilmuan kalau kamu hobi nulis fiksi. Haha!

 

Baiklah, mari kita mulai kisah lika-liku kuliah di Psikologi UMS. Sebelumnya, kenapa kalian harus mempertimbangkan Psikologi UMS, lebih-lebih untuk yang bertanya-tanya bakal dikemanain nih, Islam, kalau kita belajar Psikologi (karena textbook dan teori-teori kebanyakan dari Barat), bersyukurlah karena di UMS-lah, Psikologi Islam di Indonesia pertama kali berkembang lewat simposiumnya. Fakultas Psikologi UMS memiliki lingkungan yang sangat positif. Atmosfer akademiknya juga mendukung untuk mengembangkan tidak hanya intelektual, mental, tapi juga spiritualmu loh! (engga promo ini, ngapain). Aku jadi ingat gimana dosbingku selalu bilang gini tiap aku mau berbuat sesuatu, “Zulfa, sejauh mana kebermanfaatannya?” atau saat aku waktu itu gundah sekali soal skripsi lantas diingatkan, “Zul, kamu kok urusan dunia aja, khawatir,” Ya Allaah hatiku seperti disayat-sayat rasanya.


Psikologi UMS yang saat ini berakreditasi A juga memiliki gedung kebanggaan yang terdiri dari lima lantai, dilengkapi laboratorium, serta tersedia lift berikut peralatan memadai di kelas. Selain hal tersebut, tentu saja kualitas dosennya yang sungguh keren dan mumpuni di bidangnya. Dosen kami kebanyakan lulusan universitas terkenal dalam dan luar negeri. Beliau-beliau ini juga enggak tahu kenapa ya, selalu adem gitu bawaannya. Penampilannya rapi, senyumnya ramah, dan kepribadiannya menyenangkan. Jangan-jangan aura orang yang sudah pro di dunia psikologi memang begitu hehe.

Tidak mudah untukku yang suka bercerita—lewat tulisan—untuk tidak meluapkan seluruh kenangan yang terjadi selama berkuliah di Psikologi UMS. Tetapi, tulisan ini akan aku usahakan seringkas mungkin. Happy reading!


Kuliah

Kalau kamu berpikir bahwa jurusan Psikologi mempelajari dan menjadikan mahasiswanya handal mengenai cara membaca pikiran orang, selamat! Berarti kalian berpikir sebagaimana kebanyakan orang. Hehe. Secara sederhana, Psikologi belajar tentang ilmu jiwa. Iya, jiwa yang abstrak itu. Lah kok bisa? Bisa lah, coba masuk Psikologi dulu. Haha. Perkuliahan di Psikologi UMS ditempuh sebanyak 146 sks (ini jaman aku ya, setelah sebelumnya ada konversi mata kuliah dsb) dengan mata kuliah dasar-umum, wajib, dan pilihan. Mata kuliah wajib itu ya misalnya Bahasa Inggris/Indonesia, Kewarganegaraan, dan karena Muhammadiyah, kita dikenalkan juga dengan  Kemuhammadiyahan. Mata kuliah wajib di bidang Psikologi tentu saja seperti Psikologi Umum, Psikologi Klinis, Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi Sosial, Psikologi Pendidikan, Kesehatan Mental, Teori Kepribadian daaan banyak lagi termasuk Psikometri dan Statistika! Jadi, jangan deh sekali-kali bermimpi tidak mendapati hitung-hitungan di jurusan ini! Psikologi juga memiliki mata kuliah Biopsikologi, atau biasa disebut dengan neuropsikologi. Mata kuliah tersebut menuntutmu untuk memahami bagian-bagian syaraf manusia, juga struktur lainnya yang berhubungan dengan proses perilaku manusia. 

Selanjutnya di Psikologi UMS, ada twinning program yang memungkinkan mahasiswanya berkuliah secara bersamaan di dua fakultas yang berbeda, dan akan mendapat dua gelar sarjana pula (tapi bayarnya juga dobel, hehe). Program ini tersedia untuk Psikologi-PAI (Pendidikan Agama Islam), dan Psikologi-PAUD (aku kurang tahu apakah twinning Psikologi-PAUD masih ada). Selanjutnya, untuk menjadi seorang psikolog, mahasiswa yang menginginkan gelar tersebut wajib mengambil program magister psikologi profesi setelah menyelesaikan jenjangnya di Strata-1.  


Praktikum

Berkuliah di jurusan Psikologi di mana pun tempatnya, tidak akan mungkin tidak bertemu dengan mata kuliah praktikum. Pada mata kuliah ini, mahasiswa diwajibkan mengenakan jas hitam dalaman kemeja panjang putih, rok/celana kain hitam, dan sepatu pantofel. Aksesoris yang haram tertinggal selain setelan tersebut yakni stopwatch yang biasa dikalungkan di leher. Ada 7 praktikum yang harus kamu lewati jika berkuliah di Psikologi UMS (ini juga jaman saya masih kuliah yaa). Gambaran praktikum-praktikum tersebut di antaranya adalah Praktikum Aplikasi Komputer, Observasi dan Interviu, Pengelolaan Tes Psikologi, Psikologi Eksperimen, Asessmen Anak, Tes Psikologi, dan Teknik Konseling. Praktikum adalah drama terhebatnya anak Psikologi mana pun (kukira). Mulai belajar tetek bengek alat-alat tes, cari testee sesuai kriteria yang ditetapkan, mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, mengurus soal kesejahteraan, sampai urusan format-format laprak dan deadline yang kejar-kejaran. Segala perasaan bakal tumpah ruah deh di sini. Mentalmu juga bakal diuji habis-habisan. Kalau misalnya di film nih, itu adegan yang lagi puncak-puncaknya. Atau kalau lagi di filmnya Leonardo DiCaprio, Shutter Island, itu saat kamu lagi bingung-bingungnya sama kisah Edward ‘Ted’ dan pengen mengumpat sutradara karena plot twistnya, nyambung ngga sih ini perumpamaannya wkwk. Siap-siap, ya! Bukan seram, cuma menantang dan banyak pembelajaran :)


Internship

Nah, kegiatan internship atau magang ini baru diberlakukan pada angkatanku (Psikologi 2015). Sebelumnya, magang hanya disediakan oleh peminatan Psikologi Klinis. Agenda yang masuk dalam mata kuliah Aplikasi Psikologi ini akan menempa softskill-mu lewat pilihan peminatan. Misal jika kamu memiliki minat pada bidang Psikologi Klinis seperti aku, kamu bisa magang di instansi mitra fakultas, misalnya Rumah Sakit Jiwa Daerah, Lembaga Pemasyarakatan, dsb. Kalau kamu memilih peminatan Psikologi Sosial, kamu bisa magang di yayasan-yayasan sosial. Peminatan Psikologi Industri dan Organisasi biasanya membebaskan mahasiswa memilih tempat magang di perusahaan-perusahaan (sepertinya sih di bidang HRD, ya) dan peminatan Psikologi Pendidikan tentu magang di sekolah-sekolah. Untuk menempuh magang, ada beberapa alur yang harus dilewati terlebih dahulu (ini juga tergantung pilihan peminatan, sih. Klinis paling banyak syaratnya!). Hanya saja biasanya mahasiswa menempuh Aplikasi Psikologi ini mulai semester 6. Kalau kebetulan kamu pengen tahu pengalamanku selama magang di Rumah Sakit Jiwa Daerah, coba deh baca di sini.

Tim magang klinis ditraktir pengampu hehe

Organisasi

Jadi aku sedikit ‘berkhianat’ soal organisasi—apa sih. Selama masa perkuliahan, aku mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat kampus, yakni Lembaga Pers Mahasiswa (tentu, lingkaran dan teman-temanku tidak saja hanya anak-anak sejurusan, tapi juga dari fakultas lain). Tapi nggak serta merta loh aku jadi kudet dan kuper sama isu dan teman-teman ormawa fakultas. Justru, aku harus update, peka, dan lumayan lah cukup dikenal hahahah (biasanya anak-anak menghubungiku kalau mereka mau mengonfirmasi isu sesuatu, pengen kegiatannya diliput—padahal pers bukan humas kampus hiks, atau mau kirim tulisan di pers kampus).

LPM Pabelan 2017

Di Psikologi UMS sendiri, ada Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan banyak Unit Kegiatan Mahasiswa seperti LPM Psyche, Sub Unit Olahraga Fakultas (SUOF), KSPI (Kelompok Studi Psikologi Islam) Al-Qolam, Teater Lugu, Psychopala, ada juga IMM dan Mentoring Psikologi UMS. Untuk yang berminat di penelitian sepertiku, ada pusat studi psikologi yang dibawahi langsung oleh fakultas yakni Center for Islamic and Indigenous Psychology (CIIP), di sini kalian bisa belajar banyak seperti seluk beluk penelitian, menulis jurnal, mengembangkan relasi dan banyak lagi (CIIP juga yang bikin aku bisa jalan-jalan gratis sampai ke luar pulau selagi jadi mahasiswa, haha. Terima kasih CIIP).
Center for Islamic and Indigenous Psychology

Saranku sih, jangan jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang, kuliah-pulang). Tapi rasakan deh kamu jadi mahasiswa kura-kura (kuliah-rapat, kuliah-rapat), rapat dari terang sampai gelap, dari gerbang kampus ditutup, lalu dibuka lagi! Haha. Someday, when you look back, to this day when you were young, you’ll feel nostalgic, I’m sure :)

Mentoring Psikologi

Sudah ya, itu saja. Itu dulu. Finally, selamat Zulfaaa sudah sampai di titik ini, selamat merayakan perjalanan-perjalanan selanjutnya yang menghantarkanmu pulang. Mohon doanya yaa, semoga ilmu yang kudapat berkah dan bisa membuatku semakin menjadi muslim yang bertaqwa, muslim yang digdaya, dan bermanfaat lebih untuk ummat. Semoga kita dipertemukan atau bahkan mungkin bersama dalam perjalanan selanjutnya.

  • Share:

You Might Also Like

8 komentar

  1. Selamat kak atas kerja kerasnya, semoga membuahkan kebanggaan diri dan bermanfaat bagi umat. Disina saya berencana ambil psikologi di ums, mohon doanya semoga dilancarkan. Kak aku mau tanya, proses kuliah fakultas psikologi yang paling bikin stres itu bagian semester berapa? hehe. dan untuk mengembangkan sosial, kegiatan kampus yang paling direcomendasikan apa? dan apakah melakukan tes kaya interview untuk masuknya (kegiatan kampus)? thank you

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Ima, aamiin terima kasih ya. Doa baik-baik untukmu juga :)
      Maaf baru lihat komen kamu, soal stres, sebenarnya stresor tiap orang berbeda-beda, jadi menurutku itu relatif. Tapi untuk mahasiswa S1 Psikologi UMS, kami sudah bisa mengambil mata kuliah praktikum di semester 3 yang tentu saja tantangannya lebih banyak dari mata kuliah teori biasa. Kalau kegiatan kampus juga banyak banget, kamu perlu kenali potensi, minat, juga bakat kamu sebelum memutuskan gabung di salah satu UKM. Pertimbangkan juga dengan niatmu, cara/strategi kamu memanajemen diri/waktu, juga goals apa yang mau kamu tuju. Buat tanya-tanya lebih lanjut bisa dm Twitter aku ya @zulfarahma_ atau Instagram (at)zulfa.rahma_

      Delete
  2. Hai kak, boleh dijelaskan gimana proses masuk ke psikologi ums? Apakah ada tes kesehatan juga? Dan jika ada meliputi apa saja?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah maaf komentarnya baru terbaca. Kalau ini regulasinya langsung dari pihak kampus. Kamu bisa ikut tes dan harus mencapai passing grade tertentu yang disyratkan pada jurusan yang dituju. Iya, waktu aku dulu juga ada tes kesehatan. Bisa cek web PMB UMS atau medsosnya ODS UMS ya.

      Delete
  3. Kak klo praktek wawancara, objek wawancara ditentukan atau cari sendiri?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, untuk kegiatan praktikum seluruh subjek ditentukan kriterianya oleh pengampu dan kita nanti cari sendiri berdasar kriteria itu :)

      Delete
  4. MasyaAllah Tabarakallah
    Suka banget sama ceritanya :)

    ReplyDelete