Menyatukan Frekuensi

By Zulfa Rahmatina - 2:20 PM

pic source: islampos

Cuaca mulai dingin akhir-akhir ini. Semoga pikiran kita juga. Tidak mudah tersulut oleh hal-hal remeh, tidak mudah memandang orang lain remeh. Seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya. Memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti, memaksakan sepatu besar untuk tapal kecil merepotkan. “Karena ukuran kita tak sama,” kata Salim A Fillah.

Sungguh tak bijak mengukur orang lain sesuai dengan ukuran-ukuran kita sendiri. Tempaan pengalaman yang berbeda, akan menghasilkan pribadi yang berbeda pula. Beda ukurannya, beda kecenderungannya, beda tindak tanduknya. Setiap orang terbentuk dari pengalaman hidupnya masing-masing. Seperti cara bertutur, sikap, kepedulian, bentuk kasih sayang, idealisme, prinsip, hingga pemilihan kata yang digunakan. Setiap orang berbeda. Mustahil untuk menemukan seseorang yang serupa dengan kita. Mustahil kita meminta dipersatukan dengan sosok yang syarat dan keharusannya kita reka-reka.

Menimbangnya, bukankah itu pertanda, bahwa setiap manusia memiliki tugas besar menjadi yang terbaik? Terbaik, sesuai kemampuan dirinya. Terbaik sesuai ukurannya. Terbaik dengan kebaikan-kebaikan yang senantiasa diusahakannya. Sehingga saat satu energi kebaikan bersatu dengan energy kebaikan yang lain, mereka lantas bersinergi melimpahi semesta dengan jutaan kebaikan yang lain. Menjadilah pribadi yang kuat dengan kebaikan-kebaikan yang menyertai. Meski setiap hati memiliki kecenderungannya, setiap pikir memiliki sudut pandangnya. Setiap orang berbeda. Yang serupa, Allah memberi kita iman meski kita tidak pernah memintanya. Maka semoga atas iman ini, Allah memberi kita jalan kemudahan menuju syurga ketika kita memintanya.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar