Selepas Ramadhan

By Zulfa Rahmatina - 3:35 PM


Kita akan mendapati hari-hari yang biasa lagi. Ya, untuk beberapa saat kita tak akan lagi mendapati kemeriahan yang sama. Saat keshalihan merajuk, saat tilawah terlantun, saat tasbih doa-doa membumbung pada waktu buka dan sahur, saat tarawih ditunaikan, saat shaff dirapatkan, saat masjid penuh dengan ta'lim penggugah iman, saat berbagi dengan sesama menjadi begitu ringan, barangkali juga saat senyum dan tutur santun terasa menyejukkan.

Kita lalu dihadapkan pada keriuhan yang berbeda. Keriuhan pada santan opor maupun rendangnya, pada pernik yang menghias diri, pada capaian-capaian duniawi—ukhrowi—yang diumbar dalam bingkai pertemuan yang katanya ajang saling memaafkan dan membersihkan diri. Kita akan mendapati hari-hari biasa lagi, tanpa tahu bisakah kembali pada suasana keramaian yang sama walau jerit ini terasa gema di hati.

Semoga kita tidak merasa nyaman dengan keriuhan yang sungguh berbeda ini. Sebab betapa Badar telah banyak memberi pelajaran berharga tentang hal ini. Debu perjuangan masih jelas lekatnya di ingatan dan tapak kaki para sahabat. Peristiwa penuh perjuangan, pengorbanan serta sarat pembuktian kesetiaan akan Islam itu tentu saja tidak mudah dilupakan. Riuh-rendah mereka saling berbicara tentang kemenangan hingga sampai pada siapa yang paling kuat lagi terpandang. Nyaman lalu membuat mereka saling membanggakan. Gemilang kepahlawanan pasukan Badar lalu mudah diadu domba dan jatuh pada musuh, di Lembah Uhud, kelengahan pasukan dan ketidaktaatan akan kesepakatan membuat barisan itu tumbang oleh siasat Khalid ibn Walid. Nyaman, membuat mereka lupa, bahwa jeda tak seharusnya diisi dengan lena yang terlalu lama.

Semoga setelah berlalunya Ramadhan, kita menjadi pribadi muslim yang lebih baik, dengan amal-amal terbaik, dengan upaya perbaruan iman dan taqwa yang baik pula, karena sejatinya semuanya adalah daur yang tak pernah henti sampai mati. Semoga Allah menerima amal-amal kita, serta senantiasa melimpahkan kebaikan pada setiap waktu-waktu yang berlalu dan akan datang. Sampai bertemu dengan iman, taqwa, dan ketaatan yang jauh lebih baik, insyaa Allah. Kullu 'aam wa nahnu min ahlil khair.

Kendal, 3 Syawal 1439 H


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar