Kita akan mendapati hari-hari yang biasa lagi. Ya, untuk beberapa
saat kita tak akan lagi mendapati kemeriahan yang sama. Saat keshalihan
merajuk, saat tilawah terlantun, saat tasbih doa-doa membumbung pada waktu buka
dan sahur, saat tarawih ditunaikan, saat shaff dirapatkan, saat masjid penuh
dengan ta'lim penggugah iman, saat berbagi dengan sesama menjadi begitu ringan,
barangkali juga saat senyum dan tutur santun terasa menyejukkan.
Kita lalu dihadapkan pada keriuhan yang berbeda. Keriuhan pada
santan opor maupun rendangnya, pada pernik yang menghias diri, pada
capaian-capaian duniawi—ukhrowi—yang diumbar dalam bingkai pertemuan yang
katanya ajang saling memaafkan dan membersihkan diri. Kita akan mendapati
hari-hari biasa lagi, tanpa tahu bisakah kembali pada suasana keramaian yang
sama walau jerit ini terasa gema di hati.
Semoga kita tidak merasa nyaman dengan keriuhan yang sungguh
berbeda ini. Sebab betapa Badar telah banyak memberi pelajaran berharga tentang
hal ini. Debu perjuangan masih jelas lekatnya di ingatan dan tapak kaki para
sahabat. Peristiwa penuh perjuangan, pengorbanan serta sarat pembuktian
kesetiaan akan Islam itu tentu saja tidak mudah dilupakan. Riuh-rendah mereka
saling berbicara tentang kemenangan hingga sampai pada siapa yang paling kuat
lagi terpandang. Nyaman lalu membuat mereka saling membanggakan. Gemilang
kepahlawanan pasukan Badar lalu mudah diadu domba dan jatuh pada musuh, di
Lembah Uhud, kelengahan pasukan dan ketidaktaatan akan kesepakatan membuat
barisan itu tumbang oleh siasat Khalid ibn Walid. Nyaman, membuat mereka lupa,
bahwa jeda tak seharusnya diisi dengan lena yang terlalu lama.
Semoga setelah berlalunya Ramadhan, kita menjadi pribadi muslim
yang lebih baik, dengan amal-amal terbaik, dengan upaya perbaruan iman dan
taqwa yang baik pula, karena sejatinya semuanya adalah daur yang tak pernah
henti sampai mati. Semoga Allah menerima amal-amal kita, serta senantiasa
melimpahkan kebaikan pada setiap waktu-waktu yang berlalu dan akan datang. Sampai
bertemu dengan iman, taqwa, dan ketaatan yang jauh lebih baik, insyaa Allah. Kullu
'aam wa nahnu min ahlil khair.
Kendal, 3 Syawal 1439 H
0 komentar