Salah satu ODS (Orang dengan Skizofrenia) di sebuah grup Komunitas Peduli Skizofrenia yang saya ikuti menulis, "Saya dulu memaknai kesuksesan seperti ini; punya banyak uang, memiliki jabatan di tempat kerja. Tapi semenjak skizofrenia, kesuksesan tak seperti itu. Saya mendapat hikmah yang luar biasa dari Tuhan. Sekarang saya bisa mengartikan kesuksesan menurut sudut pandang saya sendiri. Dan akhirnya saya sudah menerima kegagalan-kegagalan di kehidupan sebelumnya. Sekarang saya lebih dewasa dan bijaksana. Segala urusan saya serahkan pada Tuhan, dan saya masih tetap berusaha menjadi manusia yang lebih baik."
Menurut saya, pernyataan ODS tersebut sesuatu sekali. Di fakultas kami yang membuka kelas penyakit mental dan ketika mempelajarinya membuat para mahasiswa sering berpikir, 'Oh God, I have all of them', Skizofrenia merupakan mental illness yang tidak main-main. Skizofrenia adalah gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi, paranoid, keyakinan atau pikiran yang salah yang tidak sesuai dengan dunia nyata serta dibangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika. Begitu kira-kira gambarannya menurut Wiki.
Maka, seperti yang saya bilang tadi, pernyataan ODS itu luar biasa mempengaruhi saya. Beberapa tahun belakangan, saya masuk di grup Komunitas Peduli Skizofrenia dan Bipolar Care. Di grup itu, para penderita biasanya saling menguatkan satu sama lain, mendiskusikan dosis obat psikotik yang mereka minum, menceritakan fase yang mereka alami, merekomendasikan psikolog yang dikenali, menunjukkan karya, bahkan menghujat takdir. Dan saya, apa yang saya lakukan? Saya hanya diam, menggerakkan jemari dan mempelajari perilaku mereka.
Saya rasa kita perlu malu jika dengan kondisi mental yang sehat, rupanya kita tidak berpikir sebagaimana ODS di atas menalar. Ia telah sampai pada sebuah keyakinan utuh bahwa semua yang ia dapat, adalah jalan yang terbaik untuknya. Ya, God works in mysterious ways. Saat satu pintu ditutup, pintu lain pasti dibuka. Kita hanya perlu mempercayai bahwa hal tersebut merupakan keniscayaan. Meski kadang kita perlu meraihnya dengan peluh dan keluh.
Di rangkaian SP yang saya hapalkan, ada kalimat seperti ini, "Mulailah saat saya memberi aba-aba mulai, dan jangan ada yang masih bekerja setelah saya memberikan aba-aba berhenti." Ini menggelitik. Bukankah memang begitu cara takdir bekerja? Maka jika kau masih saja merasa hati dan hidupmu sempit, coba letakkan gadgetmu. Pergi ke luar rumah. Sapalah tetangga, bermain dengan anak-anak, kunjungi perpustakaan dan baca buku yang menarik minatmu, berbincanglah dengan teman dudukmu di peron saat kau sedang menunggu kereta terakhir, atau sesuatu seperti itu. Semoga saja perasaanmu menjadi lebih baik. Selamat mengusahakan ragam impian. Semoga akhir pekanmu menyenangkan.
Zulfa dan doa-doa yang disemogakan.
1 komentar
Alloh tidak menutup satu pintu dengan hikmahNya, melainkan akan membuka pintu-pintu lainnya dengan rahmatNya.. (Ibnul Qayyim)
ReplyDelete