Cinta seharusnya membawa manusia mengorbit lebih tinggi. Melesat lebih jauh, memberikan semangat produktifitas lebih besar. Demikian memang, saat cinta digantungkan pada pasak tertinggi, melebihi jangkauan bintang dan hamparan langit. Cinta yang disandarkan pada penguasa ‘arsy semata.–SY—
Hingga saat di mana aku menuliskan
kalimat ini, dan mungkin pula saat kau membacanya, barangkali kita masih
bertanya-tanya, siapa, kapan dan di manakah kita akan dipertemukan? Kita lalu
tak henti menduga, berandai, berjika-jika …
Jika saja kita tahu kapan masa itu
akan tiba. Jika saja sebelumnya kita sudah saling mengetahui, mengenal satu
dengan yang lainnya. Jika, ternyata, masing-masing kita adalah nama yang
tersebut dalam doa.
Jika … saat itu kita mengerti,
tentang arti sapa-bincang ringan yang lalu lenyap oleh bergulirnya hari adalah
pertanda. Jika ternyata, perjumpaan dan tatap mata yang tak sengaja itu adalah penegasan
akan takdir berikutnya. Bukankah semuanya akan terasa menyenangkan? Kita tak
harus berlelah-lelah bertanya. Kita tak harus berperih-perih menanti datangnya
perjumpaan yang bahkan tidak kita ketahui kapan waktunya. Kita tak perlu
tersiksa dalam rindu dan keterjarakan yang tidak kita ketahui seberapa panjang
dan jauhnya.
Tapi ternyata, semuanya tak sesuai
sangka. Kita tidak tahu, dan Allah Maha Mengetahui. Allah telah merencanakan
skenario yang sedemikian rupa agar kita tahu, betapa penantian panjang yang
melelahkan ini, akan sangat sia-sia jika diisi dengan tanya dan angan-angan
kosong. Jika saat yang panjang ini, ternyata kita diperintahkan untuk lebih
mencintai-Nya, mencintai Rasul-Nya, menjalankan syariat-Nya, mentadabburi
kuasa-Nya, melangitkan berjuta-juta doa agar Allah menghimpun kita dalam
kebaikan kelak. Juga agar kita bisa merasakan kebahagiaan yang luar biasa saat
akhirnya kita menatap pelangi pada langit yang sama, dengan perasaan yang sama.
Hingga saat kita bisa berlabuh di telaga kautsar yang sama …
Jika demikian, biarlah penantian ini
berjalan sesuai rencana Allah. Kita hanya harus menguatkan tekad dan menyiapkan
bekal yang banyak. Agar suatu saat nanti, kita dapat menuai dari segala
keniscayaan janji-Nya yang indah. Agar jika waktu terbaik yang telah ditentukan
itu tiba, kita akan tetap bisa menyelaraskan kayuh dayung kita, dan bersama-sama
mengantarkan bahtera kita menuju Jannah-Nya.
Tak mengapa. Tetap bersabar dalam
jarak ini, ya? Sebab barangkali kita lupa. Jika mungkin saja Allah yang Kuasa,
telah mempertemukan doa-doa yang kita langitkan, pada titik rasi bintang yang
sama.
Mari langitkan lebih banyak lagi doa,
Kak. Semoga Allah yang Maha Pengasih, yang kasih-Nya tiada pilih, semoga Allah
yang Maha Penyayang, yang sayang-Nya tiada berbilang, dengan cinta-Nya berkenan
menghimpun kita dalam kebaikan.
0 komentar