NostalGILA

By Zulfa Rahmatina - 10:23 AM


Akhir-akhir ini entah kenapa suka banget nostalgia. Mungkin ini juga karena kejadian-kejadian belakangan yang terjadi hingga perasaan nostalgia itu muncul.

Pertama, tentang postinganku berjudul THANKS yang juga menyinggung masa-masa SMA. Saat itu, saat akhirnya aku pindah ke kelas unggulan, aku dan teman-teman membuat buku harian bergilir. Buku itu kami isi dengan tulisan-tulisan random tentang apa pun, dan kami tukar setiap jam istirahat yang singkat. Saat itu aku sendiri, dan di kelas lain ada Hid, Muna, Minori, Caby, dan beberapa teman lainnya. Aaah, konyol sekali masa-masa itu.

Kedua, salah seorang teman SMA dulu, Minori, berinisiatif mengumpulkan kembali teman-teman dengan membuat grup BBM. Yah, bisa ketebak, akibat inisiatif cowok dengan gigi gingsul yang pengen banget ke Jepang itu—taihen dakedo, isshoni ganbarimashou!—akhirnya kami kembali berkumpul meski tidak bertatap muka secara langsung.

Permintaan undangan BBMku pun meningkat secara drastis dan dramatis! Haha. Dari yang tadinya BBM yang kugunakan khusus akhwat zone dan buat ODOJ-an aja, aku banyak mendapat undangan dari teman-teman SMA dan… yep, aku mulai galau. Bagaimanalah ini… mereka teman-teman baikku. Jadilah, aku menerima beberapa saja orang-orang yang mereka mengenalku dengan baik.

Ucup mulai mengajakku bertukar kabar. Terakhir aku bertemu dengannya adalah lebaran kemarin, saat kami pergi ke rumah guru-guru, dan saat aku hampir tertabrak motor ketika membonceng seorang teman yang menyetir dengan ugal-ugalan. Ceritanya, stang motor pengendara di belakangku, yang dikendarai remaja cowok, menyenggol pinggangku dan membuatku jatuh dari boncengan. Teman cewekku yang memang tidak melihat ke belakang sebelum berbelok, juga kaget dengan kejadian itu.

Lalu, Ucup yang saat itu masih memegang helm di parkiran, bergegas lari menghampiri kami dan meminta maaf pada mas-masnya yang sudah terlihat tanda-tanda akan marah—itu memang salah temanku. “Waah! Tadi itu bahaya sekali!” Ucup sedikit menggertak pada temanku, dan menyalahkan.

Sementara aku yang masih kaget dengan apa yang terjadi hanya meringis saat ditanyai kondisiku. Aku tidak apa-apa, sih. Saat itu aku hanya berpikir untuk cepat pulang karena kakakku yang dari Bekasi ternyata tahun ini mudik tanpa orangtuanya. Dia bilang kali itu tidak menginap di Kendal. Jadi, saat semua teman ditraktir mie ayam bakso oleh Kury—haha, terima kasih Kawan yang baik hati!—sepanjang acara terakhir itu aku terus memikirkan kakakku yang bolak-balik menghubungiku. Gomen, Mas.

Setelah itu, aku minta diturunkan di perempatan jalan. Ngeri rasanya di jalan raya yang lebih luas, aku dibonceng oleh temanku tadi. Meski teman lain menawarkan mengantar, aku menolak. Dan memilih jalur yang lebih cepat menuju kakakku yang menunggu di rumah kakek dengan menenteng helm yang berat. Ugh! Ternyata kaki dan pinggangku sakit sekali! Karena kaget dan aku jatuh berdiri, ternyata kakiku bekerja dengan keras untuk menopang tubuhku. Posisi yang mendadak itu membuat kakiku rasanya mau patah. Hiks.

Balik ke Ucup. Dia bilang, saat ini dia sedang sibuk praktikum. Ucup juga bercerita tentang teman seangkatannya yang berasal dari Fakultas Kedokteran, tetapi tiba-tiba pindah ke FPt. Dunia kadang memang terlihat menggelikan!

Senang rasanya melihat teman-teman sibuk dengan kegiatannya masing-masing, tetapi masih saling mengingat. Ucup ini dulu selalu duduk di bangku belakang atau sampingku ketika tes karena urutan absennya berada persis di atasku. Sekolahku menempatkan posisi duduk saat tes berdasarkan absen, dan menggabungkan dua angkatan. Jadi, kadang kita bisa duduk sebangku dengan kakak kelas, atau duduk dengan adik kelas. Hal ini dilakukan untuk mencegah kecurangan terjadi. Meski pada praktiknya, hal ini tidak berguna dan malah mempermudah siswa mencontek.

Pada saat semester awal di tingkat akhir, aku kebagian duduk dengan adik kelas cowok. Hufh, ternyata dia adalah anak yang sangat populer seangkatan karena kenakalan dan kecerewetannya. Saat tes berlangsung, aku senang karena dia tidak mengganggu. Meski di beberapa mata pelajaran dia menanyakan padaku beberapa soal dan kujawab sebisaku.

Ternyata, hal yang tidak pernah kuduga terjadi. Ia yang duduk bersebelahan persis dengan Ucup yang duduk dengan anak perempuan, mulai berkonspirasi. Ucup memberikan jawaban adik kelas yang duduk di sebelahnya, dan anak laki-laki yang duduk di sebelahku ini mencontekkan jawabanku untuk Ucup. Tentu saja itu menyebalkan sekali! Aku sangat gemas hingga aku menolak berbicara dengan keduanya. Adik kelas menyebalkan yang seharusnya setelah tes selesai itu perdikat teman sebangku kami putus hubungan, ternyata masih menyapaku setiap kali bertemu dengan senyum yang membuatku mual.

Wah, wah. Sekarang, saat mendengar Ucup sibuk dengan praktikum, aku harap dia bisa menyelesaikannya dengan baik dan jujur. Haha. Teman-teman yang mengambil sekolah vokasi, strata diploma III di Keperawatan dan Kebidanan juga sedang sibuk-sibuknya, ya, di tahun ini? Semoga kalian bisa menyelesaikannya dengan baik dan diberi kelancaran.

Aaah, aku jadi merindukan masa-masa SMA.
Ada bagian dari diriku yang berharap agar aku tidak tumbuh dan bisa merasakan masa tiga tahun putih abu-abu itu dengan lebih lama.
Ada bagian dari diriku yang tidak ingin menjadi seperti sekarang.
Ada bagian dari diriku yang merasa bosan dengan ‘menjadi dewasa’. Menatap hidup dengan pandangan kosong dan jiwa yang berbeda. Tersenyum palsu, berpura-pura. Berhadapan pada banyak lagi manusia dan masalah-masalah yang rumit.
Tidak ada lagi ‘kita’. Yang ada kini hanya ada ‘aku’ dan ‘dunia’. Bagaimanapun, hidup terus berjalan. Dan di kehidupan, hanya ada dua kedudukan. Menang atau kalah. Benar-benar sesuatu yang membosankan!
Aku ingin kita kembali lagi seperti dulu. Menjadi kita dan dunia. Menghadapi semua dengan tawa dan tetes air mata. Tidak ada kebohongan oleh senyuman. Tapi, itu semua tidak mungkin, kan? Jika begitu, tidak akan ada yang namanya nostalgia seperti saat ini, kan?
Sudahlah, sudah. Berhenti bernostalgia sebelum ia berubah menjadi nostalGILA. Hemp. 

Aku senang ketika akhirnya kalian bisa mencapai mimpi-mimpi kalian. Tetap semangat! :’)

Sebelum mengucapkan selamat tinggal,
Inilah persembahan kami
Dengan rasa terima kasih ini
Kuharap, lagu ini sampai ke hatimu

Hari ini kau dan aku,
Berapa banyak mimpi yang telah kita lihat?
Beragam adegan, bermacam kenangan…
Semua itu bersinar bersama dirimu.

Kuyakin senyummu, dan ikatan kita
Pasti akan menjadi semangat untuk hari esok

Katakan selamat tinggal pada mentarimu hari ini
Perpisahan adalah janji untuk bertemu kembali
Di saat hati kita telah menjadi satu
Pada perjalanan panjang ini,
Cinta telah lahir…

Katakan selamat tinggal, dan kita akan bertemu lagi
Perpisahan adalah saat dimana aku mengingat tentangmu
Hati kita akan selalu menjadi satu. Kita terhubung satu sama lain
Sankyuu for your love

Tetap bermimpi adalah sesuatu yang harus selalu berlanjut.
Kemanapun kau pergi.
Katakan selamat tinggal dan kita akan bertemu lagi …


(Thank You Bokutachi Kara Kimi E – HSJ)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar