Hari ini aku belajar tentang kehidupan
Likunya seringkali terasa terjal
Alurnya tak selalu datar tanpa rintang
Persimpangan pun, kadang hadir sebagai
penimbang bimbang
Tapi bahkan saat datang masa-masa
sulit,
saat semua terasa gelap dan sesuatunya
seperti akan segera berakhir,
kehidupan tak pernah luput menyuguhkan
kesejukan.
Ada pelita di alir air mata.
Ada jawaban untuk setiap asa.
Ada pelangi di akhir keringat juang
yang tak jarang membekas duka dan derita.
Selalu ada…
Meskipun, terkadang, yang kita dapatkan
jauh dari yang diharapkan.
Skenario langit Tuhan tetap
terjalankan. Tetap menjadi yang terbaik dari segala rencana dan pilihan.
Hari ini aku belajar tentang
persaudaraan.
Terjalin atas simpul-simpul iman.
Bertumpu pada sebuah suratan.
Jika pun terkadang terasa menyakitkan,
tercipta gundah yang meresahkan, terasa panas hingga melepuhkan, tergores
sampai merapuhkan,
selalu ada jalan perbaikan untuk
persaudaraan, di atas sendi-sendi iman.
Persaudaraan ada untuk saling
teguh-menguatkan.
Untuk saling bersandar bahu ketika
beban terlalu berat untuk dipikul sendirian.
Untuk bergandeng tangan ketika bersama
kita meraih sesuatu yang selalu diperjuangkan.
Hari ini aku belajar tentang cinta.
Ia rasa yang tak dapat diraba.
Tak ada raga yang membuat kita untuk
sekadar menyapa.
Atas bahagia dan perih yang diberi,
tangis dan tawa yang terajut.
Kenangan-kenangan yang mengendap lama
dalam ingatan.
Juga, atas fitrah rindu yang
menerbitkan semu dalam pupuk mimpi yang merdu.
Meski getarnya, seringkali membuat
debar yang kencang.
Meski kisahnya, seringkali meninggalkan
jejak sesak di dada.
Rindu mengajar kita tentang kesabaran.
Kesabaran dalam penantian.
Kesabaran menjaga dari yang diharamkan.
Rindu mengajak kita berbincang dalam
keheningan.
Saat tak jua tersibak rahasia-rahasia
langit yang tertabir.
Saat belum tiba masa untuk saling jumpa
dan meruahkan rasa.
Rindu adalah gelisah yang indah.
Rindu adalah melodi yang terlantun di
setiap desah.
Lalu terlintas sebait tanya, "Apalagi
yang lebih indah, selain dari kidung do’a orang-orang yang merindu?"
Lafadznya mengangkasa, dipersatukan
oleh langit, terlingkup oleh mega-mega.
Lantas tercurah simbah tasbih dari
seluruh makhluk-Nya.
Sebab hati yang senantiasa terpelihara
dan dijaga.
Sebab desir rasa yang selalu dijauhkan
dari yang tidak seharusnya ada.
Hari ini aku belajar. Mengumpulkan serak
mozaik cinta, dan menaburkannya pada semesta. Hari ini aku belajar… dan akan
terus belajar.
Jakarta Selatan, 28 November 2014.
4 komentar
Bagus tulisannya lal :))
ReplyDelete-www.fkrimaulana.blogspot.com-
Terima kasih sudah membaca tulisan sederhana ini, Fikri :'))
Deletekeren kak zulfa, setiap hari kita terus belajar menemui dan mendapatkan hal baru. (y)
ReplyDeleteTerima kasih telah menyisihkan waktu berharganya untuk membaca gores sederhana ini :')
DeleteBenar sekali.. hal-hal baru yang kita temui, pengalaman yang kita dapatkan, seringkali datang sebagai pembelajaran dan proses pendewasaan :'))