Kali Pertama

By Zulfa Rahmatina - 7:07 AM


Kali pertama kita memenangkan perlombaan, barangkali bahagia seperti hanya milik kita. Gegap gempita menyesaki dada, seolah-olah usaha hari lalu, demikian cemerlangnya.

Kali pertama kita masuk perguruan tinggi, dan lantas menuntaskan pendidikannya, barangkali euforia yang dirasa tak habis-habisnya, susah payah saat menyusun skripsi tak ada artinya. Terbayar sudah segala lara, kontan dengan seremonial wisuda. Ucapan selamat tak henti-henti, kado-kado bertubi-tubi. Betapa gembira!

Kali pertama kita jatuh cinta, barangkali pengap rasanya. Dada seperti disesaki ribuan bunga. Pipi merona, mata berbinar-binar begitu terangnya. Hari-hari lebih bergairah, tentu saja jika dengan iring senyumnya.

Pun kali pertama kekecewaan menyapa, barangkali rasa gagal sebesar gunung ikut menerpa. Hati sungguh patah tiada terkira. Linangan air di sudut pelupuk mata tak kering jua. Betapa nelangsa. Diri menjadi merasa yang paling kurang usaha, yang paling kurang doanya, kurang amalnya.

Kali pertama kita diterima bekerja, kali pertama kita menikah, kali pertama kita menjadi orang tua, kali pertama kita menjalani peran-peran baru, kali pertama peristiwa demi peristiwa tiba mewarnai episode perjalanan hidup kita. Barangkali, rasanya, tiada duanya.

Tapi, kita tidak akan pernah menjadi yang pertama bahagia. Kita tidak akan pernah menjadi yang pertama nestapa. Ada yang lebih banyak memiliki jalan hidup bergelimang suka, ada pula yang lebih banyak diuji duka. Kita tidak pernah menjadi yang pertama kali dalam hidup ini. Tapi, selalu ada kali pertama dalam hidup kita. Kali pertama dada kita berdebar entah mengapa, kali pertama kita tenggelam dalam sujud, begitu lamanya …


Menco, 06/11. 


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar