erdo-mezo.hu |
Kebaikan sering diserupakan dengan hukum kekekalan energi. Ia tak pernah hilang, hanya berpindah ke wujud yang lain. Betapa banyak kisah-kisah para pahlawan yang meraksasa di langit sejarah karena kebaikannya. Kebaikan Uwais al-Qarni kepada ibunda, kebaikan Asy Syafi’i kepada si pemilik apel di ujung muara, hingga kebaikan wanita yang memberi air pada binatang yang tercekik dahaga.
Betapa banyak wujud dari kebaikan-kebaikan. Kebaikan dalam doa-doa mukmin kepada saudaranya, kebaikan dalam menjaga tingkah laku dari durjanya cela, kebaikan dalam berprasangka, kebaikan dalam tutur kata-kata. Kebaikan itu pula yang lantas diabadikan Qur’an dengan perumpamaan seperti pohon yang baik. Akarnya teguh, cabangnya menjulang ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Robbnya. Perumpamaan-perumpamaan itu dibuat untuk manusia supaya mereka selalu ingat. ([14]: 24-25).
Maka yang pertama-tama harus kita lakukan terhadap kebaikan-kebaikan, adalah mencintainya. Kemudian menjadi baik. Mengusahakan hal-hal baik. Lalu menebarkannya ke segala arah. Sehingga kelak
tumbuh tunas-tunas kebaikan yang lain. Ia mekar, berbuah manis, dan tak putus-putus
manfaatnya untuk semesta. Semoga Allah merahmati orang-orang yang memiliki niat
baik, dan yang menyegerakan hal-hal baik.
----
Jadi
ketika kamu bertemu dengan orang lain dan kamu merasakan potensi energimu
bergerak hingga bisa mencapai titik optimal. Aku merasa kamu pasti akan sangat
menyayangkan untuk melewatkan orang tersebut berlalu begitu saja. Maka
perjuangkanlah dengan cara yang baik. Karena sinkronisasi energi memiliki
proses, yang jika kamu salah proses bisa jadi menghancurkan salah satu atau
justru meniadakan keduanya –Kurniawan Gunadi
0 komentar