img1.goodfon.ru |
Kata Fiersa
di Garis Waktu, “Hidup adalah serangkaian kebetulan. ‘Kebetulan’ adalah takdir
yang menyamar.” Ya, kebetulan saja aku mengenalmu. Kebetulan ada saja urusan
yang lantas membuat kita jadi sering bertemu—atau paling tidak menyapa. Kebetulan
teman-temanku ternyata juga teman-temanmu. Kebetulan kita ada di satu gerbong
dengan tujuan pemberhentian yang sama. Kebetulan kita membaca buku yang sama,
menyukai hal-hal yang serupa. Kebetulan kita hadir di symposium yang sama. Kebetulan
di subuh yang biru, kita merapalkan kalimat cinta-Nya yang sama. Kebetulan
saat hari hujan, atau saat matahari mulai luruh, kita sedang memikirkan hal serupa.
Kebetulan kita saling tatap pendar bola mata dengan gerisik debar yang sama.
Kadang aku
pikir, terlalu banyak kebetulan-kebetulan yang tidak kita sadari. Hingga hampir-hampir
naïf rasanya. Karena sesekali, ah tidak, karena seringkali, kebetulan adalah
hal yang kemudian kita rangkai secara sengaja.
0 komentar