MIRACLE WORKER (2000): Helen Keller's Story

By Zulfa Rahmatina - 6:21 PM


Judul Film        : The Miracle Worker
Tahun Rilis      : 2000
Sutradara         : Nadia Tass
Skenario          : William Gibson dan Monte Merrick
Pemain            : Hallie Kate Eisenberg, Alison Elliot, David Strathairn
Produksi          : Walt Disney

“Nona Sullivan, mungkin Anda akan disulitkan dengan kondisi Helen, dia tidak bisa melihat ataupun mendengar,”

Adams Helen Keller, gadis kecil yang merupakan anak dari pasangan Kapten Arthur Henley Keller dan Kate Adam Keller, tinggal di sebuah pedesaan kecil di Northwest Alabama, Amerika Serikat. Sepanjang hidupnya, tak sekali pun ia membayangkan bahwa suatu hari akan kehilangan penglihatan dan pendengarannya. Helen, begitu biasa disapa, sangat dimanjakan oleh keluarganya dan dibiarkan begitu saja melakukan apa pun yang diinginkannya meski Helen melakukan kesalahan.

Hari-hari selanjutnya terasa berat saat menjadi penyandang tuna rungu, tuna netra sekaligus tuna wicara, sepertinya berpengaruh terhadap karakter Helen yang berperilaku kurang baik hingga sang ayah pernah terbesit mengirimnya ke rumah sakit jiwa. Hidup dalam kesunyian dan kegelapan membuat Helen kurang mengerti aturan-aturan serta penuh amarah. Seringkali, ia memberontak saat keinginannya tidak terpenuhi, memecahkan piring dan perabot lainnya, dan makan dengan cara berputar mengelilingi meja serta mengambil makanan di piring anggota keluarga yang lain dengan tangan kosong. Helen merasa menjadi orang paling frustrasi karena tidak dapat memahami keadaan, tidak mengerti keinginannya sendiri, dan tidak pula mampu berkomunikasi.

Semua berubah ketika datang seorang wanita dari Baltimore, Ny. Annie Sullvian. Anne, pengasuh yang dipilih oleh Dr. Chisolm untuk mendidik Helen, benar-benar melakukan tugasnya. Latar belakang Anne Sullvian yang rupanya hampir serupa dengan apa yang dialami Hellen, bahkan ia dibesarkan di rumah sakit jiwa, menguatkan tekadnya untuk memberi pengajaran yang baik pada Helen. Hanya saja, tekadnya tidak sejalan dengan Helen yang merasa terganggu dengan kedatangannya, serta orangtua Helen yang kurang setuju dan tertekan dengan cara mengajarnya hingga hampir dia dipecat.

Anne Sullvian mulai mengenalkan Helen dengan kata-kata. Ia memberi boneka pada Helen, membiarkan Helen merabai benda yang diberikan padanya lalu mengeja kata ‘d-o-l-l’ pada telapak tangannya. Begitu seterusnya. Memberi benda, mengejakan nama-nama. Mencicipi rasa, dan mengenalkan nama-nama melalui ejaan di telapak tangannya. Waktu terbatas yang diberikan keluarga Helen padanya tidak membuat Anne patah arang. Ia semakin giat melatih Helen dan mengatakan kepada Kate Keller bahwa, “Bahasa, lebih penting untuk pikirannya daripada cahaya untuk matanya,”. Meski pada awalnya semua orang pesimis dengan apa yang dilakukannya, semua berubah saat Helen mulai mengeja kata ‘Water’, serta mengenali zatnya.

Kisah Helen Keller—yang kemudian difilmkan—ini sangat berguna sebagai salah satu referensi dalam menghadapi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Bagaimana seharusnya sikap kita terhadapnya, bagaimana pengajaran yang tepat, atau apa yang harus lebih banyak lagi kita lakukan untuk mereka. Untuk masa depan dan asa-asa mereka. Pada akhirnya, Miracle Worker juga seolah mengetuk nurani kita bahwa walau sepekat apa pun hambatan, serumit apa pun rintang, selalu ada harapan. Selalu ada jalan untuk berkembang.




  • Share:

You Might Also Like

0 komentar