Penulis :
Yuga Pramita
Penerbit :
Tinta Medina
Tahun :
Solo, 2017
Tebal :
234 hlm; 21 cm
ISBN :
978-602-0894-72-0
Gangguan
perilaku makan rupanya menjadi salah satu isu yang cukup serius dalam ranah
kesehatan mental. Anoreksia dan bulimia, misalnya. Kedua gangguan yang ditandai
dengan keinginan sangat besar untuk menjadi kurus itu kemudian menjadi penyebab
terjadinya gangguan dalam perilaku makan. Bicara tentang manusia yang fitrahnya
suka memperhatikan penampilan, memiliki tubuh ideal tentu jadi dambaan. Tapi
bagaimana jadinya kalau kenyataan tak sesuai angan-angan?
Harus
diakui bahwa sehebat-hebatnya manusia, kehebatannya tetap ada batasnya. Satu
dua masalah boleh jadi mampu ditepisnya. Namun, tatkala antrean persoalan
datang bak gelombang, merangsek dari setiap sisi kehidupan, tidak mustahil
dirinya kemudian keteteran, terpuruk dalam kepayahan, diombang-ambing badai
kegalauan (hal 4). Galau dapat muncul oleh berbagai faktor dan merupakan efek
yang timbul dari sikap, sudut pandang dan pola hidup seseorang. Kembali lagi
tentang tubuh ideal, harapan yang tak terwujud itu pasti berujung pada
kegalauan. Duh!
Lebih
jauh dipaparkan, kegalauan rupanya bukan monopoli masyarakat Negara maju atau
penduduk kota besar saja. Di Indonesia, selain didapati 6 persen masyarakat
yang berumur lebih dari 15 tahun mengalami gangguan emosional, riset kesehatan
dasar (Riskesdas) 2013 menemukan bahwa prevalensi tertinggi penderita gangguan
ini berada di Sulawesi Tengah, sebesar 11,6% (hal 9). Padahal, banyak pakar
yang mengamini bahwa ada keterkaitan antara situasi mental terhadap kesehatan
fisik. Galau hingga tingkat depresi dapat masuk dalam situasi mental tersebut.
Adapun beberapa masalah yang bisa dicetuskan oleh kegalauan dalam kaitannya
dengan kesehatan dapat berupa sakit kepala, asma, diabetes mellitus, gangguan
pencernaan, hipertensi, rematik, kanker, jantung koroner hingga kegemukan yang
disebut Nabi sebagai tanda-tanda kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa
dipercaya (hal 28).
Buku
Diet Anti Galau setelah dengan detail menjelaskan seluk beluk galau lantas
mengupas bagaimana menghalau galau saat proses diet berlangsung dengan begitu
rinci dari beragam aspek, tentu saja masih dalam kerangka solusi-solusi Islami.
Dalam prosesnya, Diet Anti Galau menghubungkan situasi mood yang dapat
mempengaruhi asupan makanan seseorang yang berdampak pada status gizinya yang
lantas merembet pada kesehatan fisiknya sehingga disarankan untuk mengonsumi
senyawa-senyawa ‘jagoan’ yang tidak hanya pintar melawan kegalauan melalui
penyiagaan neurotransmitter tetapi juga mampu melakukan aksi lain di antaranya
menahan beberapa situasi buruk yang bisa mencetuskannya (hal 72).
Pada
bab selanjutnya, terdapat pula aturan lain yang harus diterapkan dalam Diet
Anti Galau yang berkaitan dengan adab dalam mengonsumsi makanan, hingga
tips-tips seperti pembiasaan mengonsumsi aneka ragam makanan, sarapan,
mencukupkan asupan sayur dan buah-buahan juga upaya untuk tidak kekurangan
cairan. Tidak ketinggalan, disediakan 21 jurus pamungkas agar diet dapat
berlangsung tanpa serangan galau. Jadi, selamat membaca dan mencoba diet secara
Islami tanpa kalau dan galau.
0 komentar