Aku pernah terluka, untuk kemudian menggugat jalan cerita
Aku pernah terjatuh, untuk kemudian terpuruk dalam kubang
sempit nan gulita
Aku pernah berada di puncak, untuk kemudian mengangkat
dagu menantang langit
Aku sering tidak mempedulikan segalanya, berjalan tanpa tahu
arah, mengamati manusia dan membuat hipotesa acak, melihat dunia dengan sudut
pandang yang terbatas, memikirkan hal-hal yang tidak penting….
Tapi ketika aku mengenal jalan ini, jalan cinta para anbiya,
jalan yang menuntunku kepada cahaya… aku terperangah. Kutemukan Asmaa, wanita
dengan ikat sabuk yang disinari nur dari surga. Ada pula Aisyah, yang padanya
bernaung bulir-bulir ilmu permata. Khansa, dengan untai kata semanis laku dan
akhlaknya. Fatimah, dengan ikhlas dan tabahnya. Berjuta penghulu bidadari surga
lainnya dengan santun sikap dan manis tuturnya, juga engkau, Ukhty… yang
denganmu, beban ini dapat kita pikul bersama.
Ketika aku lelah menghadapi semua ini, dakwah
mengingatkanku akan lelahnya para sahabat yang tidak berarti sebab niat lillah
semata…
Ketika aku bersusah payah menegakkan pijakanku pada dunia
yang mulai merenta dan tidak mempedulikan orang lain… dakwah mengajariku
bagaimana aku harus meneguhkan pijakan dan melangkah bersama-sama dengan mereka
yang hatinya tertaut pada-Nya…
Ketika aku melihat semua ini terasa gelap dan menjadi
berat, dakwah mengajariku bagaimana aku harus terus memupuk iman dan menjaga
hati yang sering bernoda…
Ketika tangis ini merebak dan menjadikanku ingin
mengakhiri semuanya, dakwah mengajakku membincang akan titahNya. Tentang segala
manis dan indah janjiNya kelak di surga. Tentang janji merasakan wangi misk. Tentang
anganku yang menginginkan itu semua meski hanya merasakannya melalui selasarnya
saja.
Bersamamu, Ukhty…
Kita bersama menapak jalan ini. Menguntai asa akan
kejayaan ummat yang menghilang. Merenda tatih-tatih kecil demi dien-Nya yang
kembali bersinar…
Bersamamu, Ukhty…
Kau mengajarkanku untuk selalu istiqamah pada jalan ini. Pada
cita kita bersama. Pada jalinan yang terikat dengan ikatan yang dipersatukan
oleh naung-Nya. Pada cinta yang tumbuh sebab hanya karena-Nya…
Tapi seiring berjalannya waktu dan saat masing-masing kita sibuk dalam dunia baru, kau mulai menjauh. Kau menghilang. Kau mulai mengatakan kata-kata yang membuat hatiku seperti teriris. Kau bilang, tidak ada lagi yang dapat kau lakukan di jalan ini sebab kesibukanmu. Dan kau tidak ingin menodai jalan ini sebab dengan hadirmu.
Tidak. Bukan begitu Ukhty, sayang….
Tapi seiring berjalannya waktu dan saat masing-masing kita sibuk dalam dunia baru, kau mulai menjauh. Kau menghilang. Kau mulai mengatakan kata-kata yang membuat hatiku seperti teriris. Kau bilang, tidak ada lagi yang dapat kau lakukan di jalan ini sebab kesibukanmu. Dan kau tidak ingin menodai jalan ini sebab dengan hadirmu.
Tidak. Bukan begitu Ukhty, sayang….
Kau
dulu mengatakan, tak masalah di bagian mana pun posisimu berada, dakwah terus
membutuhkanmu. Amanah ini masih terus membutuhkan orang-orang yang tegar
menghadapi uji dan coba. Dan kini, kami masih membutuhkanmu dalam jalan ini. Meski
tak lagi berada di urutan pertama dalam daftar prioritas yang kau tulis di buku
agendamu, meski waktumu yang berharga tak ingin kau buang dengan percuma, meski
kau hanya melakukan sesuatu yang kecil…
Karena
semua ini, pasti berbalas. Pasti tercatat. Dan sungguh, tidak ada satu pun
kesia-siaan padanya.
Sebab jika semuanya kembali pada keikhlasan hati, dalam
barisan ini, seringkali kita tidak harus berada di depan, Ukhty sayang…
Bukankah, dakwah telah mengajarkan kita mencinta saat
terluka, bangkit ketika rapuh, dan berbagi meski sempit?
Bukankah, ikatan kita yang melemah, sebab iman-iman kita
yang terkadang rapuh, lalu menguat dengan eratnya, tanpa terpikir kelak kan
diputus oleh masa, adalah juga karena dakwah?
Bukankah, kita sudah saling berjanji, untuk saling menguatkan
langkah pada jalan ini?
Sebab semuanya pasti berproses. Sebab jalan ini, dari
awal, tidak pernah menjanjikan jalan jalan tanpa persimpangan. Ia dipenuhi liku
dan rintang. Juga onak yang tak jarang menghadang.
Sebab dakwah adalah cinta. Dan cinta, akan menuntut
segalanya darimu. Segala-galanya…
Sebab yang indah, tak selalu dapat diperoleh dengan
mudah. Maka bersabarlah. Semoga beroleh Jannah…
0 komentar