Nao, wanita 30 tahun yang belum menikah dan mempunyai kesulitan dalam bergaul itu tentu saja merasa keberatan dengan tugas tersebut. Tapi pada akhirnya, ia tidak bisa menolaknya. Hal itulah yang mempertemukannya dengan siswa yang selalu mendapat perlakuan tidak baik dari teman-temannya, karena sikapnya yang kritis. Namanya Michiki Rena (Ashida Mana).
Rena adalah seorang gadis 7 tahun yang ditinggal mati muda oleh ayahnya. Ia kini tinggal bersama ibu yang tinggal dengan pacarnya dan sering memperlakukannya tidak baik. Suatu hari di sekolah, ada kejadian mengejutkan yang terjadi. Rena ditemukan pingsan di toilet sekolah dengan banyak sulutan rokok dan lebam di seluruh tubuhnya.
Nao yang semula tidak peduli menjadi tergerak nalurinya ketika suatu malam pada musim dingin di Muroran, ia menemukan Rena yang telah dibungkus ibunya di plastik besar dan diletakkan bersama dengan tumpukan sampah lainnya. Ia yang tidak tega akhirnya memutuskan untuk melarikan diri bersama Rena dan menjadi ibunya. Untuk menghilangkan identitas Rena, Nao merekayasa seolah-olah Rena telah tenggelam di laut. Pencarian yang dilakukan polisi pun tidak mendapatkan hasil selama beberapa hari sementara foto Rena telah disebar di media.
Akhirnya, Nao mengganti nama Rena menjadi Tsugumi. Menimbang banyaknya populasi yang ada, Nao memilih Tokyo sebagai tempat pelariannya. Nao kembali ke keluarga yang mengadopsinya dan memperkenalkan Rena sebagai anaknya. Dalam pelariannya dengan Rena, banyak kejadian-kejadian yang mengingatkan tentang masa lalu Nao yang ternyata memiliki nasib yang tidak jauh berbeda dengan Rena, ia ditelantarkan ibu kandungnya pada usia 5 tahun. Dalam pelariannya itu juga Nao bertemu dengan ibu kandungnya dan mengetahui alasan kenapa dulu dia ditelantarkan. Tak disangka, pelariannya tercium oleh seorang wartawan yang ditemuinya di Muroran, Fujiyoshi Shunusuke.
♥
Kusso…
saya banyak menangis di episode-episode terakhir! Saya belum pernah melihat
aktris veteran pemeran Suzuhara Nao di dorama manapun sebelumnya. Tetapi untuk
Mana-chan, pertama kali melihat gadis cilik itu adalah di video klip Maru Maru
Mori Mori yang kawaii itu >_< Mana-chan
selanjutnya kulihat di dorama Usagi Drop bersama Kennichi Matsuyama (Pemeran L
di Death Note). Melihat acting Mana di Mother, saya benar-benar speechless.
Sugoi, sugoiii! Dia benar-benar artis cilik yang berbakat sekali… Baim kita
kalah deh! :3
Dalam dorama Mother ini, banyak sekali ditayangkan macam-macam sosok ibu. Ada ibu dengan tanpa ikatan darah, tapi kasih sayangnya begitu besar. Ada juga ibu kandung yang malah mengimintidasi anaknya sendiri. Kisah di dorama ini menurut saya tragis sekali. Di dunia nyata, saya tidak yakin apakah ada anak sekuat Rena. Mother dibandingkan K-Drama, Miracle in Cell yang membuat teman-teman di kost memarahi saya karena merekomendasikan film yang membuat mata mereka bengkak, saya rasa Mother mempunyai kisah yang benar-benar lebih tragis.
Dalam dorama Mother ini, banyak sekali ditayangkan macam-macam sosok ibu. Ada ibu dengan tanpa ikatan darah, tapi kasih sayangnya begitu besar. Ada juga ibu kandung yang malah mengimintidasi anaknya sendiri. Kisah di dorama ini menurut saya tragis sekali. Di dunia nyata, saya tidak yakin apakah ada anak sekuat Rena. Mother dibandingkan K-Drama, Miracle in Cell yang membuat teman-teman di kost memarahi saya karena merekomendasikan film yang membuat mata mereka bengkak, saya rasa Mother mempunyai kisah yang benar-benar lebih tragis.
Dalam
Miracle in Cell, di mana seorang anak kecil hanya tinggal bersama ayahnya yang
mempunyai masalah keterbelakangan mental yang dituduh melakukan pembunuhan dan
kekerasan seksual pada seorang anak komisaris polisi, meski pahit, hal itu
masih bisa ditolerir ketika si anak masih mendapat banyak limpahan kasih sayang
dan tidak mengalami kekerasan.
Berbeda
dengan Michiki Rena di sini yang mengalami kekerasan lahir dan batinnya. “Batasan
antara menyakiti dan menyayangi itu begitu tipis. Tidak ada 1 orang pun ibu
yang tidak pernah merasa lelah menghadapi anaknya. Atau tidak pernah berpikir
untuk memukul anaknya. Anak-anak tidak mungkin bisa membenci orang tua mereka.”
Ya,
pada akhirnya, kita tidak bisa memilih di keluarga dengan latar belakang
seperti apa kita dilahirkan. Kita tidak bisa memilih lahir dari orangtua
seperti apa. Hanya terus belajar menatap dunia, bermain, menjadi remaja, tumbuh
dewasa, lalu menikah. Mempunyai anak, membesarkannya, dan mendidiknya dengan
cara kita. Siklus itu akan selalu berulang. Tidak ada yang memilih, dan
dipilih. Apapun yang kita dapatkan, begitulah hidup yang harus kita jalani.
Hanya
menjadi normal.
Dorama
ini direkomendasikan untuk mereka, yang tidak puas dengan kasih sayang ibu,
untuk yang selalu mendapat berlimpah cinta dari ibu, untuk yang sedang menjadi
ibu dan akan menjadi ibu yang baik…
0 komentar