Yoshimoto Kouya (Sakurai Sho) adalah guru privat yang dikabarkan mampu mengantar anak didiknya untuk masuk universitas terkenal, seperti Toudai, dengan penerimaan 100%. Keluarga Numata yang mempunyai masalah dengan anaknya, Numata Shigeyuki, remaja tingkat akhir di sebuah SMP yang sudah bolos selama 2 minggu sejak tahun ajaran baru dimulai dan hanya menghabiskan waktu di kamar untuk main game, membuat ibunya mengundang sensei tersebut untuk mengatasi masalah anaknya.
Berbeda dengan Shigeyuki, Numata Shinichi (Kamiki Ryuunosuke) adalah anak sulung keluarga Numata yang amat dibanggakan. Si tampan Shinichi adalah anak yang baik di semua bidang akademis dan non akademis. Dengan kehadiran sosok ibu yang cantik, ayah pekerja keras juga rumah yang indah, membuat tetangga-tetangga mereka iri dan menganggap keluarga Numata adalah keluarga yang harmonis.
Ternyata, sejak kedatangan guru privat yang aneh, dengan metode pendidikan yang tidak biasa dan terkesan kejam, juga seseorang yang mengaku kepada anak didiknya bahwa dia adalah seorang pembunuh, terkuaklah jika keluarga Numata adalah keluarga yang bermasalah.
♥
Honestly, sudah sejak lama tahu judul dorama ini dan pengen banget nonton hanya dengan satu alasan: Kamiki Ryunosuke. Bocah kecil menggemaskan yang kulihat pertama kali di live action keren Tantei Gakuen Q (Dan Detective School) yang telah menjelma menjadi pemuda ikemen ini menjadi daya tarik utama yang membuatku mendahulukan menuntaskan dorama ini daripada dorama yang lain.
Kehadiran Om Sho—cucu mbah Jhonny dari Arashi, jujur, tidak berpengaruh apapun. Yah, karena kita beda jaman kali, yak (?)
Dorama ini bercerita tentang sistem pendidikan Jepang yang dinilai bermasalah—padahal banyak lho, orang kita yang memuji sistem pendidikan di negara tersebut. Kazoku Game juga mengangkat hal-hal yang kurang diperhatikan masyarakat yaitu isu bullying. Lebih dalam lagi, Kazoku Game seolah ingin menjelaskan betapa pentingnya peran keluarga dalam tumbuh kembang anak-anak.
Menonton dorama ini, saya belajar melihat bagaimana seorang anak jika dibesarkan dengan tekanan, cemoohan, dimanja dengan berlebih, tidak adanya rasa saling percaya, hormat dan lain sebagainya.
Terlepas dari tema menarik yang diangkat, penyusupan adegan-adegan thriller yang dihadirkan di setiap episode membuat rasa penasaran penonton bertambah-tambah. Drama yang kabarnya diangkat dari novel karya Honma Yohei dengan judul yang sama ini bisa dikatakan bergenre misteri-thriller-friendship-family-school (?)
Didukung dengan artis-artis papan atas yang cantik-cakep, rumah berdesain indah yang terkesan ramah lingkungan, ibu yang biasa menyiapkan masakan-masakan Jepang, juga furniture-furniture yang keren itu membuat saya terkadang salah fokus dan lebih memperhatikan mereka daripada ceritanya. Nyahaha.
Apalagi ditambah akting Sho dengan senyum psikopatnya dan cara berjalannya yang konyol banget, serta kata-kata mautnya yang tidak terhitung sudah berapa kali ia ucapkan—yang kabarnya menjadi trend di kalangan fangirl, ya? Ah, entahlah. Juga bonus adegan topless om Sho di sauna pasti membuat dorama ini melejit hingga mendapat banyak penghargaan.
Kalau rating, dari lima bintang, saya kasih 4⅔ (?) deh untuk usaha Om Sho berakting, si Kamiki yang selalu tampil menggemaskan di mataku—yang ternyata di sana jadi anak bermasalah yang parah banget, plot yang dibangun, twist yang kadang garing xD juga masakan-masakan di meja makan dan rumah indah yang didukung dengan pemilihan furniture yang cocok banget :D
“Being conscious of death, makes you feel alive for the first time. Feeling alive, makes you become kind to people for the first time.” Quote yang paling saya suka di dorama ini.
Simpelnya, dari keseluruhan cerita di Kazoku Game ini pokoknya, kalau kita berusaha, pasti bisa! Ganbareba, dekiru!
Ii neee…
0 komentar