Sebelum menikah, aku sempat bertanya-tanya kepada diriku akan butuh berapa lama aku bisa mencintai (saat itu) calon suamiku kelak. Bukan tanpa sebab, dia seseorang yang sangat asing. Namanya bahkan baru kudengar. Ia bukan teman organisasi yang biasa berkeluh kesah padaku, atau teman yang berpanjang-panjang mengirim teks bualannya ke kotak masuk pesanku. Kisah hidupnya, hobi yang dia tekuni, dan pekerjaan yang ia lakoni, adalah hal-hal baru sejak ia datang sore itu. Ada beragam lintasan pikiran tentang bagaimana aku bisa mengenal dan memahaminya dengan baik.
Tapi rupanya, itu bukan sesuatu yang perlu aku khawatirkan. Allah menjawab semua pertanyaan itu saat ia mulai menyentuh ubun-ubunku selepas akad, sembari merapalkan doa, "Allahumma barik lii fi ahli, wa barik li ahli fiya. Allahumma inni as-aluka khairaha wa khaira ma jabaltaha 'alaihi, wa a'udzubika min syarriha wa syarri ma jabaltaha 'alaih,". Doa memohon kebaikan dari diriku, dan berlindung dari kejelekan yang Allah tetapkan atas diriku. Doa yang masih ia baca sembari menyentuh ubun-ubunku hingga kini. Saat aku ingin bermanja-manja dengannya, saat akan tidur, hingga ketika aku merajuk atau menggerutu.
Aku tak perlu mencemaskan kapan cinta akan tiba. Karena keyakinan bahwa Allah pasti akan menghadirkannya ketika kami melewati proses pra nikah yang tanpa cedera. Aku belum pernah mengatakan ini secara langsung. Tapi terima kasih ya Mas, sudah menjemputku dengan cara yang paling mulia, terjaga, dan Allah suka. Sebagaimana yang kita harap, semoga ia menjadi sebab terlimpahnya rahmah, terwujudnya sakinah, dan berseminya mahabbah dalam bahtera cinta kita yang perlahan berlayar.
Aku tidak perlu khawatir lagi. Karena ... what a joy to be married to this man who loves me so incredibly well! Kamu mungkin tidak tahu Sayang, tapi aku berhitung. 100 days in and we could hardly be happier. We have both gained weight. Alhamdulillah 😂
Selamat mengarungi beribu hari berikutnya, Sayang. Semoga Allaah melapangkan dadamu, meluaskan kesabaranmu, dan meneguhkan hatimu dalam membimbingku. Semoga Allah senantiasa memberi kita hikmah dan mengumpulkan kita bersama orang-orang shalih. Semoga kita semakin bersyukur menjadi hamba.