EDELWEISS MAHAMERU

By Zulfa Rahmatina - 5:17 PM



“Edelweiss? Mahameru?” Kuulangi perkataan murabbiku beberapa detik lalu dengan setengah berteriak. Beliau tersenyum kecut. Aku meremas-remas rambutku yang baru saja kusisir rapi.
***
Kuhirup semilir segar angin fajar mahameru ini dengan helaan napas panjang. Hijau toska, hanya warna itu yang dapat ditangkap mataku sejauh mata memandang. Kueratkan jaket tebal yang kupakai. Pendakian ini, sama halnya pertaruhan masa depanku.
Ustadz, tidak bercanda?” aku menatapnya lekat-lekat. Sesekali aku menyeka peluh yang membulir pada keningku. Lalu menatap lantai keramik yang tiba-tiba dinginnya terasa menjalar hingga ubun-ubunku.
Seseorang di hadapanku, menggeleng pelan, tanpa kata. Hatiku segera berdesir.
Kutatap serumpun bunga putih pucat yang bergerombol di tanganku dengan tersenyum miris. Edelweiss. Ada yang menyebutnya Anaphalis javanica. Ah, aku tak paham kenapa akhwat itu memberiku syarat untuk memberinya Edelweiss, Mahameru. Sebelum dia menerima khitbahku.
Edelweiss? Mahameru? Tentu dua hal itu sangat sulit ditaklukkan. Edelweiss biasanya hanya tumbuh di sisi jurang, dan Mahameru? Aish!
***
            “Kata orang, Edelweiss itu bunga keabadian.” Teman baruku, yang kukenal sejak pendakian ini, memecah kebingunganku. Asap kopi hitam yang sedang disesapnya menguar memenuhi indera penciumanku.
            “Begitukah? Kenapa?” Aku bertanya, bingung. Ah, aku memang bukan ahli botani.
            Ikhwan berjenggot tipis di sebelahku mengangguk membenarkan. “Dia tidak pernah layu.”
            “Eh???” aku terbelalak mendengar fakta itu. kutatap kembali Edelweiss yang kini menatapku sinis. Aku tercengang. Aku memetiknya hanya sebagai langkah awal meminang seseorang yang kucinta. Sepertinya ini ironis.
            Akhwat tersebut, tentu saja sedang mentarbiyahku dengan syaratnya yang kuanggap konyol ini.     Ia ingin aku mengerti bahwa yang abadi, hanyalah cinta yang ditujukan kepada Sang Pemilik Cinta. Mungkin, juga cinta yang hanya karena-Nya. Detik itu, kuubah niat pendakianku.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar