Akhir zaman ini, ujian kepada ummat
amatlah berat. Setelah terpilihnya bakal calon presiden dengan banyak rancangan
kebijakan yang meresahkan ummat, juga keberhasilan media yang menggiring opini
publik untuk menjadikan manusia membenci lafal tauhid “Laa ilaaha illa
Allah,” di hanya selembar kain hitam, kini muncullah fenomena Jilboobs yang
semakin menggores luka di hati ummat.
Istilah Jilboobs mulai booming dan hangat diperbincangkan para pengguna media sosial belakangan ini. Jilboobs, yang berasal dari kata ‘Jil’ merujuk ke kata Jilbab dan ‘B**bs’, adalah sebutan yang bertujuan melecehkan para wanita yang mengenakan jilbab, tetapi masih memperlihatkan bentuk dan lekuk-lekuk tubuhnya.
Pertama kali saya tahu istilah tersebut adalah melalui link yang di-share oleh fanspage Bersama Dakwah. Penasaran, saya buka artikel tersebut dan membacanya. Di sana, disebutkan jika situs arrahmah.com juga telah lebih dulu membahasnya yang kemudian dijelaskan, fenomena jilboobs itu kini semakin diramaikan oleh media-media sekuler.
Pada artikel itu juga disebut-sebut jika sejak Januari lalu, sudah ada fanspage Jilboobs ini. Untuk menulis ini dengan data yang benar, saya beranikan diri menuliskan nama fanspage tersebut—yang ternyata telah memiliki tiga ribu lebih liker—di kotak pencarian untuk membuktikannya.
Bukan apa-apa, artikel yang saya baca itu mengatakan jika fanspage ini adalah milik komunitas para Jilboobers. Selayaknya komunitas, saya mengira fanspage tersebut adalah kumpulan orang-orang sesama Jilboobers yang kadangkala mengadakan forum jamuan minum teh di sore hari untuk berkumpul bersama teman-teman guna membahas fashion, atau sekadar menghilangkan penat di hari melelahkan para jilboobers itu.
Tapi ternyata tidak. Fanspage itu digunakan untuk melecehkan saudari-saudari muslim kita—yang memang kelewatan—yang kabarnya sedang belajar berhijab. Saya tercengang ketika mendapati gambar-gambar para jilboobers yang diupload fanspage tersebut, dengan kata-kata senada seperti, “Selamat! Anda masuk dalam daftar jilboobs.”
Maksudnya apa? Pada foto pertama, jelas saya masih mengira ini komunitas jilboobers yang kelewatan. Tapi di foto ketiga, saya mulai paham jika fanspage ini menggunakan foto-foto curian dan—katanya—kiriman dari orang-orang yang memiliki foto para jilboobers.
Ada rasa jijik dan ngilu saat melihat foto-foto tersebut yang mengakibatkan saya tidak berlama-lama melihat fanspage jilboobs itu. Sedih itu pasti. Kecewa itu ada. Tidak hanya pegiat jilboobs yang tercoreng mukanya, tapi juga citra para muslimah dan agama suci ini. Kini jelas sudah, ketenaran Jilboobs ini sengaja dirancang untuk melecehkan syariat Islam.
Munculnya fenomena ini juga dijadikan sebagai ajang pembenaran bagi perkataan para wanita yang belum berhijab, dengan dalih yang selama ini diagung-agungkannya, “Lebih baik, jilbabin hati dulu daripada seperti itu,” sekali-kali, saya mohon, jangan berkata seperti itu, jangan… Karena syariat, telah mengatur perintah berhijab itu dengan sangat jelas.
Fenomena ini seakan juga ingin ikut membuktikan kebenaran perkataan Rasulullah pada 1400 tahun yang lalu, yang mengatakan jika pada suatu masa nanti, ummat akan kembali ke zaman batu.
”Akan ada di akhir umatku (nanti),” sabda Rasulullah, “wanita-wanita yang berpakaian namun (hakikatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti punuk unta. Laknatlah mereka karena (memang) sebenarnya mereka itu wanita yang terlaknat.” (HR. Ath Thabrani dengan sanad shahih)
Lebih jelas lagi, Rasulullah merincikan
tentang sesiapa mereka yang dikabarkan sebagai penghuni neraka.
”Ada dua golongan penghuni neraka, yang belum pernah aku melihat mereka; (pertama) orang-orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi, (digunakan) untuk memukul manusia. (kedua) wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain cenderung kepada kemaksiatan, kepala-kepala mereka seperti punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak akan masuk Surga dan mencium bau wanginya padahal bau Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian hingga sekian (jarak yang sangat jauh)” (HR. Muslim dan yang lainnya)
Maka
sahabat fillah, jika kamu benar-benar yakin ingin berhijab, mulailah belajar
menerima konsekuensinya. Niatkan hijrahmu untuk Allah semata, bukan puji
manusia dan yang lainnya. Meskipun kutahu, di awal, rintangan dan uji yang akan
kau dapat memang tak mudah, tak indah. Tapi yakinlah, akan ada syurga indah
yang telah menantimu.
Bahkan kini pun, kami, aku dan kawan-kawanku, masih sering dikatai terrorist, radikal, suka mengkafirkan orang lain, sok suci, dan berbagai macam cela lainnya yang jujur, membuat hati-hati kami teriris. Tapi, jika memang begitulah syariat, jika memang itulah yang dicintai Allah, untuk apa memikirkan mereka? Bukankah, lebih baik, kehilangan sesuatu karena Allah, daripada kehilangan Allah karena sesuatu?
Di kesempatan kali ini, ijinkan saya kembali mengingatkan ukhti sekalian, tentang seperti apa syariat mengatur hijab. Ini semua, tak lebih karena rasa peduli dan sayang kami kepada ukhti-ukhti yang sekarang masih berjuluk jilboobers. Semoga di kemudian hari, di hari yang tidak ada naungan selain naunganNya, pesan kecil ini dapat mempersatukan kita di bawah lindungan nur-Nya. Aamiin.
Bahkan kini pun, kami, aku dan kawan-kawanku, masih sering dikatai terrorist, radikal, suka mengkafirkan orang lain, sok suci, dan berbagai macam cela lainnya yang jujur, membuat hati-hati kami teriris. Tapi, jika memang begitulah syariat, jika memang itulah yang dicintai Allah, untuk apa memikirkan mereka? Bukankah, lebih baik, kehilangan sesuatu karena Allah, daripada kehilangan Allah karena sesuatu?
Di kesempatan kali ini, ijinkan saya kembali mengingatkan ukhti sekalian, tentang seperti apa syariat mengatur hijab. Ini semua, tak lebih karena rasa peduli dan sayang kami kepada ukhti-ukhti yang sekarang masih berjuluk jilboobers. Semoga di kemudian hari, di hari yang tidak ada naungan selain naunganNya, pesan kecil ini dapat mempersatukan kita di bawah lindungan nur-Nya. Aamiin.
Hijab yang disyari’atkan adalah yang memenuhi syarat-syarat berikut ini:
1.
Longgar,
tidak ketat, tebal dan tidak transparan.
”Rasulullah memberiku baju Qibtiyah yang tebal (yakni biasanya baju tersebut tipis) yang merupakan baju yang dihadiahkan Dihyah al-Kalbi kepada beliau,” Usamah Ibn Zaid berkisah. ”baju itu pun aku pakaikan kepada isteriku.” kata Usamah selanjutnya. ”Suatu hari Nabi bertanya, ’Mengapa engkau tidak mengenakan baju Qibtiyah?’ aku menjawab, ’Aku pakaikan baju itu kepada isteriku,’ Lalu Nabi bersabda, ’Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam, karena aku khawatir, baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tubuhnya.’”
2.
Menutup
Aurat
”Wahai Asma’!,” Ungkap Rasulullah saw suatu ketika, ”sesungguhnya, apabila seorang wanita telah haidh (sudah baligh), maka tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini.” Kemudian Rasulullah saw berisyarat ke wajah dan kedua telapak tangan beliau.
Menutupnya Shalihat, bukan membungkus …
3.
Tidak
menyerupai laki-laki
Abu Hurairah berkata, ”Rasulullah melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki.” (HR. Abu Dawud)
Akhirnya, semua ketentuan yang Allah syari’atkan
akan berguna bagi kita sendiri, Allah bahkan telah berfirman dengan jelas pada
surat Al Ahzab ayat 59 akan kegunaan berhijab bagi kita pribadi, tak lain, ’Yang demikian itu agar mereka lebih mudah
dikenali, sehingga mereka tidak diganggu...’
Ukhti Fillah, inilah akhir pesan singkatku ini. Semoga, Allah selalu menunjuki kita jalan di jalan yang lurus meski penuh onak. Semoga Allah muliakan kita sebab hijab yang kita kenakan. Dan semoga dengan hijab ini, mampu mempertemukan kita kelak di Syurga…
Uhktukum fillah,
Zulfa Rahma
7 komentar
Nice post. My two cents here: http://www.msmahadewi.com/2014/08/jilboobs-pro-atau-kontra.html
ReplyDeleteNah ini nih, kebanyakan orang yang pake jilbab, kepalanya doang ditutup, badannya dibungkus. Cuman ikut-ikutan doang.
ReplyDeleteThank you for leaving a comment :)
ReplyDeleteSaya prihatin dengan maraknya fashion jenis ini, semoga mendapat hidayah...
ReplyDeleteSalam kenal dari Pulau Dollar
Aamiin... salam kenal juga, Iqrozen :) Syukron sudah berkenan mampir :') Semoga catatan kecil ini bermanfaat ya.
DeleteSALAM KENALL MBAK... Aku suka tulisan mbak.. mbak, kalau boleh mampir ke blog ku juga ya http://amaliyadina.blogspot.co.id/
ReplyDeletetulisan mbak sangat menginspirasi
ReplyDelete