Sang Penakluk Konstatinopel

By Zulfa Rahmatina - 11:21 AM


Aku bingung bagaimana seharusnya aku memulai goresan ini. Mungkin kau paham, kata yang kuuntai pastilah tidak keluar dari ketakjubanku akan segalanya tentangmu. Kakak--ijinkan aku memanggilmu begitu—19 tahun usiamu kala itu, engkau memegang kekuasaan tertinggi dalam suatu pemerintahan.

Siapa yang menyangka, ternyata engkaulah orang yang ditunggu-tunggu ummat kala itu, saat semua orang berlomba-lomba ingin mendapatkan kemuliaan pada posisimu, saat para sahabat tak ketinggalan berebutan menjadi sosok yang disebutkan Rasul, ternyata engkaulah Kak, yang telah dipersiapkan Allah untuk menerima segala kemuliaan itu. Kemuliaan yang disebutkan Rasulullah bahwa engkaulah sebaik-baik pemimpin, dan pasukan dibawah komandomu adalah sebaik-baik pasukan.

Kak Fatih, sepertinya aku harus belajar padamu. Saat pemuda seusiamu dimasa kini disibukkan oleh segala gemerlap dunia yang fana, engkau sibukkan dirimu dengan amalan yang semakin mendekatkanmu pada indahnya surga. Tak pernah kau tinggalkan shalat fardhu, shalat sunah rawatib dan shalat tahajjud sejak usia baligh mulai menyapa.

Kak Fatih, betapa pribadimu mampu memikat semua orang yang mendengar indahnya perangaimu. Masa kecilmu, aku benar-benar tak paham, saat anak seusiamu masih tertawa-tawa riang bermain rerama dan kumbang di taman, tetapi engkau malah memilih sesuatu yang mungkin lebih membuatmu merasa bahagia, kau cermati usaha ayahmu untuk menaklukkan kota itu, kau kaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam yang mengarah pada maksud itu, sehingga, terlecutlah asamu, untuk meneruskan cita-cita umat Islam.

Kakak, aku tak dapat membayangkan peristiwa ketika murabbimu, Syeikh Al-Kurani, menyampaikan pesan ayahandamu, akan hak beliau untuk memukulmu jika engkau membantah perintahnya. Saat kau mendengarnya, engkau malah tertawa, dan berakibat pada sebuah pukulan yang murabbimu baru saja katakan.

Ternyata pukulan itu sangat membekas pada dirimu sehingga mampu membuatmu menghafal al-Qur’an dalam waktu yang singkat. Murabbimu yang lain, Syeikh Aaq Samsettin (Syamsuddin), tak hentinya membimbingmu akan ilmu-ilmu agama, al-Qur’an, hadits, fiqih, bahasa, matematika, falak, sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya yang membuatmu mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 7 bahasa yaitu Bahasa Arab, Latin, Yunani, Serbia, Turki, Persia dan Israil.

Murabbimu sangat berpengaruh besar dalam sejarah hidupmu, beliau tak henti-hentinya meyakinkanmu, bahwa engkaulah orang yang dimaksud oleh Rasulullah saw dalam hadits pembukaan Konstatinopel.

Konstantinopel. Sebuah kota yang sangat tangguh, dan hanya sosok yang tangguhlah yang dapat menaklukkannya. Kota yang sepanjang sejarah menjadi pusat peradaban barat, kota dimana Kaisar Herakilus, penguasa Romawi yang hidup di zaman Nabi pernah bertahta.
Pada saat engkau mulai memasuki masa kekuasaanmu, Kak Fatih, engkau telah berpikir dan menyusun kekuatan untuk menaklukkan kota tersebut, kota kebanggaan bangsa Romawi, 
Konstantinopel. Kota yang tidak pernah ada yang mampu melakukannya. Tidak dari kalangan sahabat, tidak dari kalangan tabi`in dan tidak juga dari kalangan khilafah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.

Hingga hari Kamis itu 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M, engkau bersama murabbi setiamu merencanakan penyerangan ke Konstatinopel dari berbagai penjuru benteng kota tersebut. Dihadapan 250.000 pasukanmu, engkau bakar semangat jihad pasukanmu dengan mengingatkan akan kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan melalui ayat-ayat Al-Qur’an beserta hadits pembukaan Konstatinopel yang engkau bacakan.

Kak Fatih, ternyata Konstatinopel memang sangat tangguh. Kota dengan benteng >10m tersebut memanglah sulit ditembus. Selain disisi luar benteng dilindungi oleh parit 7m, sebelah barat, pasukan artileri harus membobol benteng dua lapis. Dari arah selatan Laut Marmara, pasukan laut Turki harus berhadapan dengan pelaut Genoa, dari arah timur armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.

Berminggu-minggu lamanya benteng Byzantium tak bisa jebol, tetapi engkau teramat sabarnya Kak Fatih. Janji Allah akan beserta orang-orang yang sabar seakan terus terpatri didalam hatimu, juga keinginan untuk memperjuangkan cita-cita ummat semakin melecutkan semangat juangmu.
Hingga akhirnya, sebuah ide yang terdengar bodoh pun engkau coba hanya dalam waktu semalam. Melalui salah satu pertahanan yang agak lemah, Teluk Golden Horn, ide itupun dilakukan. Sebuah ide tergila yang pada akhirnya diakui oleh para sejarawan barat sebagai taktik peperangan terbaik didunia, memindahkan 70-an kapal-kapal melalui darat untuk menghindari rantai penghalang agar dapat memasuki wilayah Teluk Golden Horn!!!

Kak Fatih, setelah itu kabarnya engkau melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Byzantium di sana. Suara takbir bersaut-sautan mengangkasa hingga seakan langit Konstatinopel akan runtuh seiring takbir yang terus bergemuruh. Sampai tepat pada jam 1 pagi, tepatnya pada Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M sehari setelah istirahat perang, pasukan Turki Utsmani dibawah komandomu, Kak Fatih, kembali menyerang total diiringi hujan dengan tiga lapis pasukan, irregular di lapis pertama, Anatolian army di lapis kedua dan terakhir pasukan elit Yanisari.           

Engkau terus menghimbau para mujahidin untuk terus meninggikan suara takbir dan kalimah tauhid sambil menyerang kota hingga Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan pasukanmu, Kak Fatih, akhirnya berhasil mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentaramu, Akhuna Muhammad Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita ummat ini. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar....!!!

“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik  pasukan.”
[H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. 
Biografi Singkat
            Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih (bahasa Turki Ottoman: م*مد ثانى Mehmed-i sānī, bahasa Turki: II. Mehmet, juga dikenal sebagai el-Fatih (الفات*), "Sang Penakluk", dalam bahasa Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmet dalam bahasa Turki;
            Sultan Muhammad II dilahirkan pada 29 Maret 1432 Masehi di Adrianapolis (perbatasan Turki – Bulgaria). menaiki takhta ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun (1451 – 1481).

Referensi : Dari berbagai sumber

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar