Quranic Family #3: Membangun Cinta Quran Sejak Dini dengan Memahami Potensi Anak

By Zulfa Rahmatina - 11:26 AM

 

Banyak sekali orang menganggap syubhat yang beredar terkait fitrah sebagai sesuatu bawaan, padahal jika kita mengingat setiap anak lahir di atas fitrah dan fitrah itu memiliki keterkaitan dengan tauhid. Seluruh hadits tentang fitrah tidak ada yang menyatakan fitrah berkaitan dengan belajar, tapi fitrah harus dinisbatkan kepada Allah, di mana segalanya terpuji. Maka bakat tidak bisa dilekatkan dengan fitrah, karena begitu kita menganggap mempelajari agama merupakan suatu bakat dan potensi seseorang, maka di situlah letak masalah sesungguhnya. Padahal tidak sampai kita mengenal suatu kebaikan, selain kita mengetahui ukuran dan kebaikan itu sendiri. seperti itu pula ketika kta mendidik anak. Harus ada acuan yang jelas, sehingga kita dapat mempertanggungjawabkan diri kita di hadapan Allah  swt.

Hadits Rasulullah yang sangat masyhur terkait fitrah yaitu, dari Abi Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari Muslim)

Poin yang ditunjukkan oleh Rasulullah dalam hadits tersebut adalah arah berbeloknya. Maka tugas kita yang terpenting dan fundamental adalah menjaga fitrah tersebut. Karena jika sudah terjaga maka akan memudahkan hati anak tergerak kepada kebaikan Islam dan memudahkan untuk mendekatkan diri kepada Qur’an. Maka jangan sampai kita berlelah-lelah dan menghabiskan energi untuk menggugah dan menggali sesuatu, padahal itu hanya efeknya saja.

Contoh sederhana, pernikahan itu bukan untuk mencari bahagia. Tapi jika di dalam pernikahan tidak bahagia, maka pasti ada sesuatu yang salah. Bukan sebab bahagia barakah tercipta, tetapi di dalam kata barakah terkandung kata sa’adah. Maka bahagia bukan tujuan, tetapi efek dari keberkahan yang kita peroleh. Sama halnya jika anak mencintai ilmu, maka dia akan rajin sekolah. Bukan memaksa untuk rajin sekolah tanpa memperhatikan hal paling penting, yaitu mencintai ilmu.


Maka jika disebutkan bagimana banyaknya pembahasan tentang fitrah, maka fitrah itu sendiri konsepnya merupakan kemukjizatan Quran. Secara bahasa fitrah merupakan penciptaan, tetapi tidak semua bawaan merupakan fitrah. 
Fitrah juga dikenal dengan pengertian ikhlas. Sebagaimana Umar yang bertanya apa yang bisa menguatkan dan mengokohkan ummat ini. Jawabannya adalah ikhlas, di mana maknanya mengerjakan amal maupun ibadah semata-mata karena Allah. Ikhlas tidak ada hubungannya dengan berat dan ringan. Maka termasuk tercela seseorang dan akan merusak suatu fitrah apabila ketika melakukan kebaikan dan ketaatan dengan mengiming-imingi kenikmatan dunia sebagai penukar kenikmatan akhirat. Maka yang lebih pokok adalah memberikan kegembiraan dan kesenangan dengan anak-anak misalnya membersamai keceriaan mereka ketika tengah bersama-sama mengerjakan amal akhirat.

Menjaga hak Allah itu luas sekali, termasuk di antaranya menanamkan kepada anak komitmen sehingga dapat memahami apa saja hak Allah yang harus dijaga. Alih-alih kita mengiming-imingi dunia dan menukarnya dengan amal akhirat, artinya merusak niat mereka sejak dini, lebih baik kita mengajari anak tentang berkorban dan menghidupkan pembicaraan di rumah tangga mengenai sifat-sifat mulia orang-orang yang rela berkorban untuk agama. Hal ini adalah pelajaran bahwa yang jauh lebih penting bukanlah apa potensinya, tapi kemauan yang sangat kuat terhadap segala hal yang bermanfaat, apalagi jika hal tersebut di dalam urusan agama.

Banyak yang mengira minat dan bakat adalah sesuatu yang sama. Padahal minat dan bakat itu sesuatu yang berbeda, dan minat akan dapat mengalahkan bakat. Maka yang harus menjadi pokok dan perhatian kita adalah menanamkan minat/interest ini. Artinya bahwa ketika seseorang memiliki minat yang sangat kuat walaupun tidak didukung oleh bakat, akan lebih diarahkan anak tersebut kepada tujuan yang diinginkannya.

Kita akan dapat memperoleh kebaikan yang sangat besar jika kita dapat menata diri dan sikap kita dengan melihat bagaimana orang-orang terdahulu sebagaimana melihat orang lainnya.

________

From Mohammad Fauzil Adhim to Everyone:  11:19 AM

Pembahasan lebih lanjut mengenai fithrah dengan mengacu kepada Al-Qur’an surat Ar-Ruum ayat 30, antara lain dapat dilihat melalui video di: https://www.youtube.com/watch?v=oHTwEhLxO-4&t=263s

dilanjutkan di: https://www.youtube.com/watch?v=qi_ExS8EJ8U dan https://www.youtube.com/watch?v=4gNNJh0gvCA&t=90s, dan in sya Allah setiap bulan akan melanjutkan pembahasan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan parenting dalam Al-Qur’an, live streaming melalui kanal Youtube Sahabat Al-Aqsha.

Video juga akan saya unggah, in sya Allah, secara utuh melalui facebook saya di https://web.facebook.com/watch/183316298384173/129064632074227/
Dan melalui instagram @mohammadfauziladhim, kecuali jika melebihi satu jam akan saya potong hingga kurang dari 60 menit, serta melalui Telegram Channel saya di https://t.me/fauziladhim

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar