Global Quranic #1: How Bad Do You Really Want It?

By Zulfa Rahmatina - 5:41 PM

FreeQuranEducation

Kau tahu, ketika kita berbicara tentang para sahabat, kita menggambarkan mereka seperti Avengers. Tapi sebagai pengganti Hulk, kita punya Umar Ibn Khaththab radhiallahu anhu. Dia tidak besar dan berwarna hijau, tapi dia gagah. Dia tidak menghancurkan bangunan-bangunan, tapi maasyaa Allah dia kuat. Hal yang indah tentang para sahabat adalah, mereka benar-benar manusia, sebagaimana kita—dan subhanallah setiap kali kita melihat para sahabat, bahkan di antara mereka laysu sawa’, mereka semua tidaklah sama. Beberapa sahabat lebih hebat dari sahabat yang lainnya. Tapi yang berkedudukan lebih rendah di antara para sahabat yang lain, mereka tidak menjadikan kondisinya sebagai penghalang. Mereka memperhatikan amalan-amalan baik sahabat lainnya, dan mereka selalu berusaha untuk mengikuti sahabat yang lebih tinggi, dan itu dimulai dari perasaan, ‘Aku ingin menjadi seperti mereka’.

Orang-orang yang kita jadikan sebagai role model, orang-orang yang kita lihat karena keimanannya, baik itu sahabat ataupun tabi’in, baik itu orang-orang yang kita hormati, ataupun orang-orang yang melakukan amalam-amalan baik di masjid, semua itu dimulai hanya dengan ‘ingin menjadi seperti mereka’. Sesimpel punya keinginan tulus (untuk menjadi seperti mereka), dan hal itu bisa menjadikanmu jauh (lebih baik).

 

Rasulullah saw suatu hari duduk dengan para sahabat, dan beliau (saw) bersabda, “There will be 70.000 people that will enter into jannah, tanpa hisab dan tanpa merasakan hukuman,”

By the way, tentu saja Nabi berkata, “Allah will take another 70.000 with each one of the 70.000 and 2 handfuls …” jumlahnya akan bertambah, jadi jangan merasa berkecil hati.

Intinya, ketika kamu mendengar hadits seperti itu, 70.000 orang bisa masuk surga, tanpa hisab dan tanpa merasakan hukuman. Katakanlah hadits itu berakhir. Apa kita bisa membayangkan bagaimana selama ini muslim-muslim yang sudah berlalu ribuan tahun ini, how am I going to be one of them? Aku harus melawan lebih dari 10.000 sahabat dan Fathul Makkah, dan itu sudah berjumlah sebanyak 60.000! Kemudian tabi’in dan tabi’ut, kita akan mendapati jumlah mereka lebih dari 70.000 dengan hanya 3 dari generasi pertama, dan Nabi berkata, “mereka adalah 3 dari generasi pertama.”

Wow, I’ve got no hope, bagaimana aku punya kesempatan?

 

Kemudian di antara kebimbangan itu, ada seorang sahabat Nabi yang duduk di sana, namanya ‘Ukasyah ra. Ukasyah bukan sahabat yang terkenal, bukan juga termasuk 10 orang yang dijanjikan masuk surga, bukan termasuk di antara sahabat kelas atas. Coba cari hadits lain tentang Ukasyah, dia termasuk biasa saja. Dia hanya seorang sahabat yang ada di sana. Sahabat di antara sahabat yang ada. Tapi, hal itu tidak menghentikannya. Dia tidak hanya duduk di sana, tapi berpikir, “Man, I’m in trouble,” 

Ketika memikirkannya, ‘Ukasyah lantas berkata spontan, “Ya Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar aku termasuk di antara mereka,” dan Nabi Muhammad saw bersabda, “Anta minhum. Congratulations, you are one of them,”

Maka sahabat lainnya segera bangkit dan berkata, “Wow it’s that easy, semudah itu?!” sedang sebagian yang lain berkata, “Ya Rasulullah, make du’a that I’m amongs them,”

Tapi Nabi saw berkata, “Ukasyah telah mendahuluimu,”

Dia hanya ingin berada di sana (Jannah). Dia tidak berpikir tentang kondisinya yang terbatas. Dia tidak berpikir, “Aku bukan Abu Bakar, atau Umar, atau Utsman, atau Ali, aku bukan di antara mereka. I’m just ‘Ukasyah,”

 

Kisah lain datang dari Ummu Haram binti Milhan. Suatu ketika, Rasulullah SAW berkunjung ke rumah Ummu Haram. Ummu Haram pun menyiapkan makanan untuk Rasulullah. Setelah makan, Rasulullah menyandarkan kepalanya ke dinding dan tertidur. Tiba-tiba, Rasulullah terbangun dan tertawa. Kemudian, Ummu Haram bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu tertawa?" Rasulullah pun bercerita, bahwa di dalam mimpinya, beliau melihat sekelompok dari ummatnya menyebarkan Islam dengan mengarungi lautan. Dalam mimpi itu, mereka terlihat bak raja di atas singgasana.

Mendengar hal itu dan tanpa berpikir panjang bagaimana itu bisa terjadi, Ummu Haram meminta Rasulullah SAW berdoa agar ia termasuk dalam kelompok tersebut. Rasulullah pun mendoakannya, kemudian tidur kembali. Tak lama kemudian, Rasulullah terbangun. Ia kembali tertawa dan menceritakan mimpi yang sama. Ummu Haram kembali meminta agar dia didoakan hal yang sama. Kejadian ini berulang hingga tiga kali. Lalu, Rasulullah menjawab, "Engkau termasuk orang yang pertama."

Peristiwa yang diceritakan Nabi Muhammad SAW dalam riwayat Imam Ahmad itu menjadi kenyataan pada 28 H atau 649 M. Ketika itu, Ummu Haram bersama suaminya turut dalam sebuah pasukan laut kaum Muslimin. Khalifah Utsman bin Affan mengutus Muawiyah untuk memperluas wilayah ke Qabarsha. Ummu Haram dan suaminya ikut dalam rombongan perang. Ketika mereka pulang, seekor bighal yang dipersiapkan untuknya tiba-tiba menyerang. Ummu Haram terjatuh dan meninggal. Ia meninggal di lokasi yang sama, Pulau Cyprus, dan dimakamkan di sana. Belakangan, kerajaan Turki Utsmani menghormati makam Ummu Haram dengan membangun sebuah masjid di sebelahnya. Kompleks makam ini dikenal dengan nama Hala Sultan Tekke. 

 

Secara teknis, harapan Ummu Haram rasanya memang tidak mungkin, tapi dia tidak berpikir it’s not possible, I can’t be those people. Jika kamu berdoa kepada Allah untuk jadi satu di antaranya, Allah will make it happen. Seperti Umar yang sering berdoa untuk meminta syahid di jalan-Nya, di kota Nabi salallahu alaihi wassalaam. Seperti ketika Hafsoh, putrinya, mempertanyakan, “How are you gonna die a martyr in Medina?” Ya, bagaimana Umar meminta syahid di Madinah padahal kota itu adalah benteng dan kota pertahanan. Orang-orang akan mati syahid di luar Madinah dalam peperangan. 

Tapi subhanallah Umar, he doesn’t care about that. Dia tidak peduli bagaimana itu tidak masuk akal. Dia hanya menginginkannya. Dan hanya karena dia menginginkan hal tersebut, sudah cukup bagi Allah untuk memberinya syahid, bukan hanya di Kota Nabi, tetapi bahkan di masjidnya, dan dimakamkan di samping makam Nabi saw.

 

Benar, apa yang kamu inginkan akan kamu dapatkan.

Tapi, sebesar apa keinginanmu untuk mendapatkannya?

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar